Perayaan HUT TTM ini dihadiri oleh Representative of TETO, John Chen, pejabat dari Kementrian Pertanian dan Kemenko Pangan Republik Indonesia, akademisi, serta mitra kerja dari Taiwan dan Indonesia.
Dalam acara tersebut, para tamu undangan mengenang perjalanan panjang Taiwan Technical Mission sejak 1976. Berbagai presentasi menarik pun disampaikan, yang menyoroti hasil kerja sama kedua pihak di bidang teknologi pertanian, peningkatan industri, dan pemasaran.
Acara dibuka dengan pemutaran sebuah video dokumenter yang menggambarkan perjalanan 48 tahun Taiwan Technical Mission di Indonesia, mencakup wilayah Jawa, Bali, Sulawesi, dan Sumatra Utara. Video tersebut menampilkan berbagai upaya dalam perbaikan varietas padi, budidaya buah dan sayuran, perluasan pasar, hingga dukungan inovasi bagi petani muda.
Dalam sambutannya, Representative of TETO, John Chen, menekankan bahwa misi Taiwan Technical Mission tidak hanya sekadar transfer teknologi, tetapi juga menjadi simbol persahabatan yang mendalam dan bukti kemakmuran bersama antara kedua belah pihak.
"Dalam proses kerja sama pertanian bilateral, kita tidak hanya berbagi pengetahuan dan teknologi pertanian tetapi juga terlibat dengan masyarakat lokal dan bekerja dengan masyarakat Indonesia melalui 'Gotong-Royong' dengan cara yang paling membumi, yang menunjukkan keramahan dan kemurahan hati masyarakat Taiwan," kata John Chen.
“Pada saat dunia menghadapi tantangan ketahanan pangan, Presiden Indonesia, Bapak Prabowo, telah secara aktif mempromosikan kebijakan untuk swasembada pangan dan program makan siang bergizi gratis bagi pelajar Indonesia. Inisiatif-inisiatif ini merupakan kekuatan sektor publik dan swasta Taiwan,” tambah John Chen.
"Saya ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk dengan tulus menyambut baik upaya pemerintah Indonesia untuk mengorganisasi delegasi ke Taiwan guna menjajaki penerapan teknologi pertanian Taiwan di berbagai sektor, termasuk pertanian, kehutanan, perikanan, dan peternakan," ujarnya.
Selain itu, John Chen mendorong kunjungan untuk mengamati penerapan program makan siang bergizi di sekolah dasar dan menengah di Taiwan. Ia yakin bahwa potensi kerja sama antara Taiwan dan Indonesia tidak terbatas.
Pimpinan Taiwan Technical Mission, Kao Hsiang-tai, merefleksikan berbagai tantangan dan pencapaian yang telah diraih selama hampir lima dekade ini. Ia menyoroti bahwa dengan pengenalan teknologi dan pendekatan kerja sama yang sesuai kebutuhan lokal, Taiwan Technical Mission telah membantu petani Indonesia meningkatkan produktivitas dan daya saing di pasar.
"Selama 48 tahun, kami telah membangun hubungan kemitraan yang kuat dengan sektor pertanian Indonesia dan petani setempat. Ini adalah fondasi utama dalam mendorong pembangunan pertanian yang berkelanjutan," ujar Kao.
Salah satu peserta, Novita, yang pernah mengikuti pelatihan pertanian di Taiwan, menceritakan proses belajarnya dan bagaimana ilmu yang diperoleh mampu memberikan manfaat besar bagi pekerjaannya di Indonesia.
Duta Petani Muda Indonesia, Habibi, juga berbagi pengalaman tentang tantangan yang dihadapi petani muda, seperti keterbatasan modal, akses lahan, dan pemasaran. Ia menyampaikan bahwa pelatihan teknis dan bimbingan pasar dari Taiwan Technical Mission memberikan harapan dan peluang baru bagi petani muda.
"Bantuan dari Taiwan Technical Mission memungkinkan kami untuk mengubah pertanian menjadi sektor yang menarik dan berkelanjutan," kata Habibi.
Seorang perwakilan petani dari Karawang berbagi kisah suksesnya dalam bekerja sama dengan Taiwan Technical Mission. Ia menjelaskan bahwa melalui bimbingan profesional, mereka mampu menguasai teknologi pertanian modern dan strategi pemasaran yang efektif.
Perayaan HUT ke-48 ini tidak hanya menjadi momen refleksi atas perjalanan panjang Taiwan Technical Mission, tetapi juga memacu semangat baru untuk kolaborasi masa depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News