Setelah Myanmar dikuasai jajaran militer selama berdekade-dekade, Suu Kyi berkuasa pada 2016 usai menang telak dalam pemilu. Namun ia tetap dipaksa untuk berbagi kekuasaan dengan sejumlah jenderal.
Reputasi internasional Suu Kyi tercoreng oleh perlakuan Myanmar terhadap etnis minoritas Muslim Rohingya. Namun di dalam negeri, Suu Kyi masih menjadi tokoh populer meski komunitas global mengecamnya atas sikap diam terhadap Rohingya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Melambaikan tangan ke arah puluhan pendukungyna, Suu Kyi mendatangi kota Yangon untuk menyerahkan dokumen pencalonan diri. Sejumlah pendukung Suu Kyi mengenakan masker wajah berwarna merah, yang merupakan simbol dukungan terhadap partai Liga Nasional untuk Demokrasi.
"Ibu Suu, semoga sehat selalu," teriak sejumlah pendukung Suu Kyi, dilansir dari The Straits Times, Selasa 4 Agustus 2020.
Pada 2017, operasi militer Myanmar di Rakhine berujung pada eksodus massal 730 ribu lebih Rohingya ke Bangladesh. Tim investigator Perserikatan Bangsa-Bangsa menyimpulkan, kampanye militer Myanmar di Rakhine dilakukan dengan "niatan genosida."
Januari lalu, Suu Kyi mengakui bahwa kejahatan perang mungkin telah dilakukan terhadap Rohingya, meski dirinya menolak tegas adanya genosida. Ia mengatakan para pengungsi Rohingya sering melebih-lebihkan perlakuan buruk yang dialami mereka.
Gambia telah melayangkan gugatan ke Pengadilan Internasional untuk Keadilan pada November lalu, dengan menuding Myanmar "sedang melakukan genosida" terhadap Rohingya.
(WIL)