Menlu Malaysia Saifuddin Abdullah. (Andrea Verdelli / POOL / AFP)
Menlu Malaysia Saifuddin Abdullah. (Andrea Verdelli / POOL / AFP)

Malaysia Desak Urgensi ASEAN dalam Menangani Isu Myanmar

Willy Haryono • 06 September 2022 12:05
Kuala Lumpur: Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah menyerukan Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) untuk bertindak lebih urgen lagi dalam mendorong penyelesaian isu Myanmar.
 
ASEAN terus mendorong junta Myanmar untuk mengimplementasikan Lima Poin Konsensus yang sudah disepakati tahun lalu. Namun hingga kini, junta Myanmar seolah mengabaikan konsensus tersebut, membuat sebagian anggota ASEAN merasa kecewa.
 
Myanmar terjebak siklus kekerasan sejak militer menggulingkan pemerintahan terpilih secara demokratis pada Februari 2021. Junta Myanmar terus menggunakan kekerasan dalam menghadapi gerakan protes penentang kudeta.

Saifuddin mengaku telah menulis surat ke Sekretaris Jenderal ASEAN pada Sabtu kemarin, untuk meminta informasi mengenai perkembangan terkini di Myanmar. Ia mengaku belum menerima laporan apa pun lagi dari ASEAN sejak grup itu bertemu di Kamboja bulan lalu.
 
"Sekretariat ASEAN harus memiliki urgensi untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi saat ini di Myanmar," ucap Saifuddin kepada awak media di Kuala Lumpur, seperti dikutip dari laman Asia One, Selasa, 6 September 2022.
 
Ia menambahkan, ASEAN tidak boleh diam saja dan menunggu berlangsungnya konferensi tingkat tinggi pada November mendatang.
 
"Mereka (Sekretariat ASEAN) harus memiliki sebuah tim yang didedikasikan untuk menangani konflik (di Myanmar). Jika tidak, maka orang-orang akan terbunuh selagi kita menanti jadwal pertemuan selanjutnya. Kita harus meningkatkan upaya kita," sambunngya.
 
Sejauh ini, Sekretariat ASEAN di Jakarta belum mengeluarkan komentar terkait surat terbaru Saifuddin.
 
Masih seputar Myanmar, Saifuddin juga menyerukan negara-negara ASEAN untuk memutuskan apakah akan tetap berkoordinasi dengan junta dalam penyaluran bantuan kemanusiaan. Ia mengatakan ada banyak badan bantuan di Myanmar yang tidak bersedia bekerja sama dengan junta atau kelompok terafiliasinya.
 
"ASEAN harus memutuskan. Ada di mana posisi kita?" tegas Saifuddin.
 
"Apakah kita meneruskan (koordinasi) dengan junta? Atau kita bekerja tanpa junta dan mendukung orang-orang yang kita tahu telah bekerja dengan baik? Ini adalah pertanyaan besar, dan kita harus memutuskan secepatnya," pungkas dia.
 
Baca:  Junta Myanmar Kecam ASEAN Kecualikan Kehadiran Jenderalnya di AMM
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan