"Sesi pertama mengenai penguatan multilateralisme akan membahas langkah bersama bagi penguatan kolaborasi global dan membangun rasa saling percaya antar-negara yang menjadi enabling environment bagi stabilitas, perdamaian, dan pembangunan dunia," kata Kementerian Luar Negeri RI dalam rilisnya, Rabu, 6 Juli 2022.
Dalam sesi ini, lanjut Kemenlu, dihadirkan dua pembicara khusus, yaitu Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Prof. Jeffrey Sachs dari Columbia University. Mereka akan memberikan pandangan mengenai penguatan prinsip-prinsip dan forum multilateral dalam situasi geopolitik saat ini.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Sesi kedua mengenai krisis Pangan dan Energi, akan membahas langkah-langkah strategis untuk menanggulangi krisis kerawanan pangan, kekurangan pupuk, dan kenaikan harga komoditas global," sambung mereka.
Kenaikan harga komoditas dan terganggunya rantai pasok global memberikan dampak yang sangat besar bagi negara berkembang.
"Untuk itu, G20 sebagai forum ekonomi yang mewakili berbagai kawasan dunia, memiliki kekuatan untuk membahas isu ini secara komprehensif, demi mencari solusi ekonomi-sosial yang berkelanjutan," kata kementerian tersebut.
Baca: G20 Perlu Sepakat Tolak Kebijakan Proteksi Pangan
Di sesi ini, Indonesia mengundang tiga pembicara khusus, yaitu David Beasley yang adalah Direktur Eksekutif WFP, Damilola Ogunbiyi yang merupakan Perwakilan Khusus Sekjen PBB Untuk Energi Berkelanjutan Bagi Semua dan Co-Chair UN-Energy, serta Mari Pangestu sebagai Direktur Pelaksana World Bank.
Mereka akan memberikan pandangan mengenai dampak konflik atas ekonomi dan pembangunan dunia.
Kemenlu menambahkan, di sela-sela Pertemuan Para Menlu G20, Menlu Retno Marsudi juga akan melakukan sejumlah pertemuan bilateral dengan para menlu, baik negara anggota G20 maupun negara lain yang diundang.