Jose mengatakan, ketika Perang Dingin berkecamuk, Indonesia menjadi perebutan supremasi antara Uni Soviet dan kekuatan Barat. Meski demikian, hubungan kedua negara sempat merenggang ketika masa Orde Baru, terutama karena ideologi komunis Uni Soviet yang kontras dengan sikap anti-komunis pemerintah Indonesia.
"Namun lembaran baru hubungan bilateral merekah kembali pasca bubarnya Uni Soviet, dan hampir semua presiden Indonesia mengunjungi Rusia untuk membina hubungan baik," ucap Jose dalam diskusi 'Historical Perspective on the Bilateral Relations between Indonesia-Russia', Selasa, 24 September 2024.
Sejak saat itu, kata Jose, hubungan bilateral kedua negara semakin berkembang bahkan di beberapa bidang, seperti perdagangan, investasi, pariwisata, pendidikan, sosial budaya, dan hubungan masyarakat.
Bahkan, saat ini, Indonesia 'menengok' Rusia untuk beberapa praktik, contohnya layanan kesehatan gratis, pendidikan gratis dan hiburan bagi rakyat.
Berdasarkan pengalamannya sebagai diplomat, Jose mengatakan bahwa Rusia memiliki salah satu perawatan kesehatan yang terbaik di dunia. Begitu juga dengan pendidikannya.
Dalam bidang pendidikan, Rusia juga kerap memberikan beasiswa untuk pelajar Indonesia belajar di Negeri Beruang Merah tersebut. Saat ini kurang lebih 800 pelajar Indonesia mengenyam pendidikan di Rusia.
"Jadi, kenangan sejarah sampai batas waktu tertentu, memengaruhi politik bilateral. Dan Rusia telah membantu Indonesia secara diplomatik dan militer dalam perjuangan kemerdekaan, serta memberikan bantuan dalam membangun banyak pembangunan infrastruktur di negara kita," pungkas Jose.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News