Myanmar terjerembab dalam jurang kekacauan saat militer menggulingkan pemerintahan sipil yang dipimpin Aung San Suu Kyi pada 1 Februari lalu. Kudeta memicu aksi protes luas yang kerap berujung bentrok berdarah.
Dalam demonstrasi terbaru hari ini, kekerasan meletus ketika pasukan keamanan memasuki lokasi protes di kota Kale, Saigang. Dilansir dari Channel News Asia, wilayah tersebut menjadi salah satu titik kerusuhan, di mana para demonstran menuntut junta militer Myanmar segera memulihkan pemerintah sipil Suu Kyi.
Kantor berita Mizzima melaporkan adanya tiga pedemo yang tewas ditembak pasukan keamanan pada Rabu ini. Seorang warga lokal Kale mengaku sempat memotret lima jenazah yang diduga tewas di tangan pasukan keamanan.
Aksi protes tetap digelar meski junta militer Myanmar mencoba mengganggu koordinasi dengan cara mematikan internet nirkabel dan layanan data seluler. Layanan telepon masih tersedia, namun hanya dapat diakses sedikit orang di Myanmar.
"Myanmar telah mengalami keruntuhan bertahap dalam bidang informasi sejak Februari lalu," kata pendiri observatorium pemblokiran internet NetBlocks, Alp Toker.
"Komunikasi saat ini sangat terbatas, dan hanya tersedia untuk sedikit orang," serunya.
Selain menewaskan 581 orang, termasuk puluhan anak-anak, pasukan keamanan Myanmar juga telah menangkap hampir 3.500 orang, dengan 2.750 di antaranya masih berada di tahanan.
Baca: Sama-Sama Khawatir, RI-Inggris Minta Junta Myanmar Hentikan Kekerasan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News