Menurut dia Turki dan Indonesia memiliki banyak kesamaan seperti keberagaman penduduk dan agamanya. Jauh sebelum era modern, kerja sama antara Nusantara dan Turki saat ini telah berhubungan erat.
Ke depan, kata dia, kedua negara perlu mendorong saling mempromosikan kekayaan alam dan lainnya kepada rakyat masing-masing.
"Kita perlu saling memperkenalkan budaya, pariwisata, studi dan lainnya seperti yang dimiliki Turki kepada masyarakat Indonesia. Begitu pula sebaliknya rakyat Turki perlu mengetahui Indonesia seutuhnya," ujar Dubes Kü?ükcan di Gedung Media Group, Jakarta, Kamis 1 Februari 2024.
Menurut dia Indonesia juga dapat mempelajari lebih jauh mengenai banyak hal di Turki atas sejumlah program. Misalnya pengenalan budaya dengan beasiswa dan pertukaran pelajar.

Turki, kata dia, telah menjadi negara keempat terbesar di dunia dalam peringkat kunjungan wisata terbanyak. Tahun lalu Turki didatangi lebih dari 55 juta pelancong.
Angka itu didorong beberapa strategi, salah satunya program bebas visa yang menjangkau puluhan negara, termasuk Indonesia. Menurut dia Indonesia bisa mendalami cara-cara yang dilakukan Turki menggaet wisatawan dengan tetap memastikan stabilitas keamanan dalam negeri.
Ia juga mengatakan, Turki turut serta dalam benyak kegiatan kemanusiaan dan menjaga perdamaian dunia. Pemerintah Turki telah menampung banyak pengungsi dari berbagai negara yang dilanda konflik.
"Suriah misalnya, banyak penduduk negara itu yang kita tampung. Tidak cukup di situ, kita juga memberikan akses mendapatkan penduduk bagi para pengungsi itu secara gratis, juga akses kesehatan dan pekerjaan," ujarnya.
Saking banyaknya, lanjut seorang guru Besar Ilmu Sosiologi dan mantan politisi Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) itu, terdapat kota yang separuh penduduknya merupakan pengungsi suriah.
"Bahkan kampung halaman saya pun banyak ditinggali pengungsi," pungkas Kü?ükcan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News