Partai Komunis pada Sabtu, 3 Agustus 2024, dengan suara bulat mendukung pencalonan Lam untuk jabatan tertinggi tersebut.
Berpidato di hadapan para delegasi di Hanoi, ia berjanji untuk memajukan semangat pendahulunya, tidak membuat perubahan apa pun terhadap kebijakan luar negeri negara Asia Tenggara tersebut, berfokus pada pencapaian tujuan pembangunan sosial-ekonomi, dan melanjutkan kampanye melawan korupsi.
Trong mendominasi politik Vietnam sejak ia menjadi kepala partai pada 2011 dan memandang korupsi sebagai ancaman paling serius yang dihadapi partai tersebut.
"Dalam waktu mendatang, upaya antikorupsi akan terus dilakukan dengan gencar," kata Lam dalam konferensi pers tersebut, dilansir dari The Independent.
"Secara pribadi, saya merasa beruntung karena memiliki banyak pengalaman dalam menangani kampanye antikorupsi selama saya bekerja di kementerian kepolisian,” imbuh dia.
Lam menghabiskan lebih dari empat dekade di kementerian keamanan publik sebelum menjadi menteri pada 2016. Ia kemudian memimpin kampanye antikorupsi besar-besaran Tromg hingga Mei, saat ia menjadi presiden setelah pendahulunya mengundurkan diri.
Negara Komunis tersebut telah menjadi tujuan utama investasi manufaktur karena stabilitas politiknya, tetapi mengalami pergolakan besar dalam beberapa bulan terakhir yang menurut para pejabat dipicu oleh upaya antikorupsi.
Tidak jelas apakah Lam akan mempertahankan kedua jabatan teratas tersebut hingga sesi legislatif berakhir pada 2026, atau apakah presiden baru akan menggantikannya.
Jika Lam mempertahankan kedua jabatan tersebut, hal itu dapat membuka jalan baginya untuk mengadopsi gaya kepemimpinan yang lebih otokratis, mirip dengan Xi Jinping, yang merupakan ketua partai dan presiden Tiongkok.
Namun, hal itu bukanlah hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Trong memegang kedua jabatan puncak tersebut selama hampir tiga tahun hingga April 2021 setelah kematian mantan presiden.
"Ini merupakan tanda penghentian sementara pertikaian internal dalam partai," kata Nguyen Khac Giang, pakar Vietnam di lembaga pemikir Singapura, ISEAS-Yusof Ishak Institute.
"Meskipun Lam berjanji untuk mendorong kampanye antikorupsi, kampanye tersebut mungkin akan sedikit melambat karena ia mungkin memprioritaskan menstabilkan sistem partai sebelum kongres partai pada tahun 2026,” imbuh dia.
Pejabat dan diplomat mengatakan partai telah membahas kemungkinan penunjukan presiden baru sehingga Lam dapat fokus pada pekerjaan kepala partai.
"Jika sidang pleno berakhir tanpa menunjuk presiden negara bagian baru untuk menggantikan Lam, itu merupakan sinyal babak baru bagi Vietnam," kata Giang.
Menurut kantor berita resmi Xinhua, Xi mengucapkan selamat kepada Lam atas peran barunya.
Baca juga: Presiden ke-9 Vietnam Tutup Usia
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News