Ketiga perempuan ini rencananya hendak diberangkatkan ke Phnom Penh, Kamboja dan hendak dipekerjakan di industri penipuan online sebagai scammer.
Menteri PPMI Abdul Kadir Karding mengatakan, kasus ini tentu akan ditindaklanjuti dengan mencari sindikat atau pelaku yang terlibat dalam pengiriman.
"Kita akan kembangkan sindikatnya siapa. Yang kita cari adalah pemain di belakang. Jangan cuma lihat sedikit atau banyak yang berhasil digagalkan kepergiannya. Tapi dari sini kita akan kembangkan semuanya," kata Karding saat dikonfirmasi di Jakarta.
Upaya menggagalkan pengiriman CPMI ini berdasarkan laporan masyarakat. Tim bergerak cepat, menyusuri area bandara hingga akhirnya menemukan ketiganya.
Setelah dikonfirmasi, ketiga korban masing-masing berinisial MA asal Sulawesi Utara, KA asal Gorontalo dan MI asal Sulawesi Utara, mengaku hendak berangkat ke Kamboja dan bekerja sebagai scammer.
Petugas KPPMI kemudian membawa ketiganya ke lounge PMI BP3MI Banten untuk diminta keterangan. Salah satu korban mengaku sebelum sampai ke Jakarta, mereka kerap berpindah-pindah lokasi dan dibawa oleh calo dan jaringannya.
Untuk pembuatan paspor dilakukan sendiri-sendiri dan diganti oleh calo. Sedangkan untuk proses keberangkatan dari daerah masing-masing, diarahkan melalui ponsel.
Sejumlah barang bukti berupa tiga KTP CPMI, tiga paspor dan tiket boarding pass, Jakarta-Kuala Lumpur, Kuala Lumpur-Pnhom Penh, ikut diamankan.
Di waktu yang sama, KPPMI dibantu Polda Bali juga menggagalkan upaya penempatan unprosedural lima pekerja migran ke Malaysia di Denpasar. Pelaku juga berhasil dibekuk.
Lokasi penggerebakan di Jalan Pesanggaran, Denpasar. Korban berasal dari NTT. BP3MI Bali awalnya mendapat info dan berhasil menjalin komunikasi dengan korban, lalu tim berkoordinasi dengan Polda Bali.
Baca juga: Pekerja Migran Indonesia Didorong Terampil dan Bermental Kuat
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News