"Dalam pendekatan dengan stakeholders di Myanmar, Indonesia terus menyampaikan seruan mengenai pentingnya penghentian tindak kekerasan dan use of force," kata Retno dalam pernyataan pers di Jakarta, Rabu, 5 April 2023.
Permintaan ini, kata dia, didasarkan pada kekhawatiran atas semakin meningkatnya penggunaan kekerasan di negara tersebut sejak terjadinya kudeta militer di tahun 2021.
"Tentunya mengakibatkan semakin meningkatnya korban sipil," lanjut Menlu Retno.
Ia menambahkan, pendekatan dengan berbagai pemangku kepentinga dan mitra ASEAN itu bertujuan untuk implementasi 5 Poin Konsensus (5PC).
Beberapa hal yang telah dilakukan Indonesia, salah satunya dengan memperkuat soliditas posisi ASEAN dalam menangani isu Myanmar.
"ASEAN memiliki soliditas dalam mendekati atau menangani masalah Myanmar," sambungnya.
Indonesia juga telah melakukan pendekatan dengan berbagai kepentingan dengan tujuan mendorong dilakukannya dialog nasional yang inklusif. Pendekatan ini, kata Menlu Retno, dilakukan sesuai dengan mandat 5PC.
Selain pendekatan dengan stakeholder di dalam ASEAN, Retno juga melakukan pendekatan dengan berbagai utusan khusus untuk Myanmar, termasuk dari PBB.
"Kenapa hal ini dilakukan? Tujuan utamanya adalah mendorong koordinasi dan sinergi sambil terus memperkuat sentralitas ASEAN," tegasnya.
"Dari pendekatan kita dengan semua utusan khusus, tampak bahwa dukungan terhadap keketuaan Indoensia, sentralitas ASEAN, dan 5PC tampak sangat kuat," pungkas Menlu Retno.
Baca juga: Habis-habisan untuk Myanmar, RI Lakukan Pendekatan dengan Sejumlah Utusan Khusus
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News