Mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad. (AFP)
Mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad. (AFP)

Mahathir Ragu Anwar Ibrahim Miliki Kemampuan untuk Memimpin Malaysia

Medcom • 27 Desember 2022 14:15
Kuala Lumpur: Meski tidak mendapatkan cukup suara untuk mempertahankan perannya sebagai wakil rakyat terpilih, mantan Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad tetap aktif di kancah politik dengan berbagi wawasan dan pengalamannya.
 
Baru-baru ini, dalam sebuah wawancara dengan Berita Harian, pria berusia 97 tahun itu mengaku ragu atas kemampuan Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim untuk memimpin Malaysia melewati ancaman resesi dan tantangan pemulihan pascapandemi.
 
Mahathir juga mengaku khawatir dengan kemampuan Anwar Ibrahim untuk menghasilkan strategi yang baik dalam membawa Malaysia keluar dari krisis ekonomi saat ini. Selain itu, lanjut dia, Anwar kesulitan memimpin karena tampak sibuk mempertahankan dukungan terhadap dirinya di Dewan Perwakilan Rakyat.

Baca:  PM Malaysia Anwar Ibrahim Menang dalam Mosi Kepercayaan Parlemen
 
Menurut Mahathir, kinerja Anwar sebagai pemimpin patut dipertanyakan meski dirinya pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri pada 1990-an. Mahathir menilai Anwar telah gagal menangani banyak masalah secara efisien, termasuk Krisis Keuangan Asia 1997/1998. 
 
"Kemampuan Anwar sebagai Perdana Menteri tentu ada kekhawatiran, karena berdasarkan pengalaman masa lalu, ia gagal merumuskan solusi ketika menghadapi krisis keuangan 1997/1998, apalagi menghadapi masalah yang lebih rumit," kata Mahathir, dalam kutipan World Of Buzz, Senin, 26 Desember 2022.
 
Lebih lanjut, Mahathir mengeklaim bahwa Anwar, yang juga Menteri Keuangan saat itu, gagal menemukan solusi krisis keuangan. Mahathir dianggap lebih memilih mengikuti pendapat Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) dan Bank Dunia, yang berisiko menyebabkan Malaysia bangkrut sebagai akibatnya.
 
"Ketika saya menjadi Perdana Menteri untuk pertama kalinya, saya cuti selama 2 bulan. Saat saya cuti, Anwar sebagai Wakil Perdana Menteri, diberi tanggung jawab sebagai penjabat Perdana Menteri, tapi sepertinya dia tidak bisa menangani masalah tersebut," ungkap Mahathir.
 
"Pendekatannya terhadap devaluasi ringgit mengikuti pendapat IMF dan Bank Dunia. Saya berpandangan bahwa mengikuti IMF dan Bank Dunia akan mengakibatkan negara kita bangkrut, dan kita tidak akan dapat menerapkan kebijakan ekonomi kita," katanya.
 
"Anwar tidak punya saran lain selain mengikuti IMF dan Bank Dunia, karena itu saya harus mengambil alih portofolio Kementerian Keuangan. Saya sedang mencari cara untuk menyelamatkan negara," tambah Mahathir.
 
Sejumlah pernyataan ini disampaikan Mahathir ketika ditanya tentang pandangannya mengenai apakah Anwar memiliki kemampuan untuk memimpin Malaysia melewati resesi ekonomi yang diperkirakan akan melanda banyak negara tahun depan.
 
"Tetapi berdasarkan pengalaman masa lalu dan kemampuannya yang ditunjukkan (saat menjabat), saya mengkhawatirkan masa depan. Banyak masalah yang dihadapi negara saat ini, seperti efek pandemi, ekonomi yang memburuk, dan situasi politik yang tidak stabil," sebut Mahathir.
 
Ia juga ditanya mengenai apakah benar berbagai pihak menilai dirinya tidak menginginkan Anwar menjadi Perdana Menteri. 
 
"Terserah rakyat dan partai untuk memilihnya. Tapi saya khawatir dengan kemampuan kepemimpinannya, apakah ia bisa memimpin (Malaysia) ketika kita (sedang) menghadapi banyak masalah," pungkas Mahathir. (Mustafidhotul Ummah)
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan