Para pengunjuk rasa pro-demokrasi kembali melancarkan aksi protes menentang kudeta militer di Myanmar. Ribuan orang berbaris dengan damai di kota Mandalay.
"Zaman batu telah berakhir. Kami tidak takut karena Anda mengancam kami," teriak para pedemo, dilansir dari Straits Times.
Polisi kemudian melepaskan tembakan untuk membubarkan kerumunan. Saksi mata menuturkan, seorang pedemo ditembak di tenggorokannya.
"Saya rasa dia berusia sekitar 25 tahun, kami masih menunggu anggota keluarganya," kata seorang dokter yang memeriksa korban.
Baca juga: Pasokan Listrik di Myanmar Terputus, ‘Kerusakan Sistem’ Jadi Alasan
Sementara itu di Yangon, polisi menembakkan peluru karet dan granat kejut untuk membubarkan pedemo. Pengunjuk rasa juga berkumpul di kota Pathein, Yangon.
Kamis kemarin polisi membubarkan aksi unjuk rasa dengan gas air mata dan tembakan di beberapa kota tetapi tindakan keras mereka lebih terkendali daripada hari sebelumnya, ketika PBB mengatakan 38 orang tewas pada hari protes paling berdarah.
Kepala Hak Asasi Manusia PBB menuntut pasukan keamanan menghentikan tindakan keras mereka kepada pengunjuk rasa. Michelle Bachelet mengatakan lebih dari 1.700 orang ditangkap, termasuk 29 wartawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id