Birokrat senior dari kementerian luar negeri, Marlar Than Htike (kedua dari kiri) bersama Menlu Retno Marsudi dan dari ASEAN lainnya. Foto: Kyodo
Birokrat senior dari kementerian luar negeri, Marlar Than Htike (kedua dari kiri) bersama Menlu Retno Marsudi dan dari ASEAN lainnya. Foto: Kyodo

Kali Pertama Setelah Kudeta, Pejabat Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN

Medcom • 29 Januari 2024 19:14
Naypyidaw: Seorang pejabat tinggi Myanmar berpartisipasi dalam pertemuan menteri luar negeri ASEAN di Laos. Partisipasi tersebut menjadi perwakilan pertama Myanmar, setelah dua tahun. 
 
Myanmar telah dikuasai oleh junta dalam pertemuan tingkat tinggi blok regional tersebut selama lebih dari dua tahun. Negara tersebut mengalami kudeta pada Februari 2021 yang mengakhiri kekuasaan Aung San Suu Kyi.
 
Myanmar juga dihadang oleh larangan dari ASEAN untuk mengirimkan pemimpin junta ke pertemuan tingkat tinggi dan pertemuan menteri. Sebagai opsi alternatif, Myanmar diundang untuk mengirimkan perwakilan yang bersifat ‘non-politik’ sebagai penggantinya.

Larangan tersebut menunjukkan penolakan ASEAN terhadap kehadiran pemimpin junta dalam pertemuan tersebut. Sementara itu, pengiriman perwakilan non-politik dianggap sebagai solusi yang lebih diterima.
 
Baca: Pertemuan Retreat ASEAN, Indonesia Singgung Isu Rohingya dan Myanmar.

Myanmar belum merespons undangan tersebut. Namun seorang birokrat senior dari kementerian luar negeri, Marlar Than Htike, menghadiri pertemuan ASEAN menteri luar negeri di Luang Prabang, Laos. 
 
Pertemuan tersebut berlangsung selama tiga hari sebelum peringatan tiga tahun kudeta. Saat ini, junta menghadapi tekanan serius dari koalisi kelompok etnis bersenjata di wilayah utara.
 
Ketika tiba di upacara pembukaan, Marlar Than Htike enggan menjawab pertanyaan wartawan tentang kehadiran Myanmar dalam pertemuan tersebut. 
 
Sebelumnya, dia terlihat berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Thailand dan Menteri Luar Negeri Timor Timur. Sebagaimana dilaporkan dari TRT World pada Senin, 29 Januari 2024.
 
Laos, sebagai Ketua ASEAN untuk pertama kalinya sejak 2016, berada dalam sorotan untuk melihat apakah mereka dapat mengambil langkah konkret dalam menangani masalah yang telah lama melanda Myanmar. 
 
Upaya diplomasi ASEAN untuk mengatasi krisis Myanmar terus tersendat. Terdapat sedikit kemajuan sejak tahun 2021 ketika blok tersebut sepakat pada lima poin rencana perdamaian.
 
Presiden Joko Widodo pada tahun sebelumnya menyambut baik pembicaraan positif pada November 2023. Namun, ketegangan di ASEAN meningkat akibat pertemuan pemerintah Thailand dengan menteri luar negeri junta. 
 
Selain itu, pemimpin junta Myanmar bertemu dengan utusan khusus Laos untuk ASEAN, Alounkeo Kittikhoun, pada awal bulan ini di Naypyidaw. (Atika Pusagawanti)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan