Pemaparan disampaikan Menlu Retno dalam pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN-Australia di Vientiane, Laos pada Jumat, 26 Juli.
Prioritas pertama, kerja sama politik dan keamanan. Menlu menyampaikan Indonesia akan mendorong ASEAN dan Australia melakukan berbagai upaya untuk menjaga perdamaian dan stabilitas termasuk melalui:
- Memajukan upaya-upaya conflict prevention dan conflict management.
- memajukan stabilitas maritim, khususnya melalui peningkatan upaya-upaya non-proliferasi, transparansi dan dialog.
- memajukan isu perempuan, perdamaian dan keamanan (WPS).
Prioritas ketiga, kerja sama sosial budaya. Indonesia akan terus mempromosikan isu pendidikan, budaya, dan peningkatan people to people contact, termasuk melalui optimalisasi the ASEAN-Australia Centre.
Prioritas keempat, mewujudkan visi AOIP yang inklusif. Indonesia akan mendorong ASEAN dan Australia dapat menjadi penggerak utama untuk kerja sama yang lebih dekat dengan Pasifik, termasuk dengan Pacific Islands Forum (PIF) dan Indian Ocean Rim Association (IORA).
Selain menyampaikan 4 prioritas co-chairmanship Indonesia untuk ASEAN dan Australia, Menlu Retno juga menyinggung mengenai isu Palestina. Ia menyampaikan apresiasi Indonesia atas dibukanya kembali bantuan Australia untuk UNRWA dan dukungan Australia untuk keanggotaan Palestina di PBB.
Lebih lanjut, Menlu Retno meminta Australia untuk mengakui Palestina. “Pengakuan Australia untuk Palestina penting untuk memajukan proses solusi dua negara," pungkasnya menutup pernyataannya di pertemuan ini.
Baca juga: Mitra Strategis Komprehensif: Hubungan ASEAN-Australia Terus Berkembang
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News