"Sayangnya, sanksi adalah instrumen yang paling efisien untuk menghentikan perang," kata Hamianin dalam jumpa pers di Jakarta pada Selasa, 19 April 2022.
Ia menambahkan, Amerika Serikat (AS) dan negara Barat lainnya telah menjatuhkan sanksi ke Rusia. Menurut Hamianin, penjatuhan sejumlah sanksi bukan untuk melemahkan Rusia, melainkan untuk menghentikan perang.
“Semua sanksi yang dijatuhkan bukan untuk melemahkan Rusia, melainkan untuk menghentikan perang,” katanya.
Moskow, kata dia, sudah semakin banyak mengalami kerugian finansial akibat sanksi. Ia menambahkan, dengan demikian diharapkan invasi dapat segera berhenti.
Vasyl juga mengklaim bahwa Rusia lah satu-satunya pihak yang harus bertanggung jawab atas terjadinya krisis global saat ini, baik itu dalam hal ketahanan pangan, arsitektur kesehatan maupun energi.
"Dan hanya satu negara yang bertanggung jawab untuk itu. Anda tahu, namanya adalah Rusia," ucap Hamianin.
Menurutnya, tidak ada hubungannya antara Barat atau Timur. “Namun, apa yang terjadi di dunia saat ini secara langsung menjadi tanggung jawab Rusia,” katanya.
Rusia melakukan 'operasi khusus' yang dianggap internasional sebagai invasi ke Ukraina sejak 24 Februari lalu. Serangan itu mendapat kecaman dari berbagai pihak terutama Amerika Serikat (AS) dan sekutu Barat Washington.
AS dan sekutunya terus menjatuhkan sanksi ke Moskow, tak hanya ke negara itu, tapi juga ke individu, termasuk Presiden Vladimir Putin dan keluarganya. Namun, meskipun sanksi ekonomi terus diberikan ke Rusia, Negeri Beruang Merah masih terus melakukan serangan ke Ukraina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News