Kao, yang berasal dari Kamboja, resmi menjadi Sekjen ASEAN yang baru awal tahun ini, menggantikan pendahulunya, Lim Jock Hoi. Penunjukkan Kao sebagai Sekjen ASEAN bertepatan dengan keketuaan Indonesia di organisasi kawasan ini.
Bagaimana pandangan Kao terhadap ASEAN dan keketuaan Indonesia di organisasi tersebut? Lantas, apa pendapat Kao mengenai masalah yang dihadapi ASEAN mulai dari Myanmar, hingga 'terjebak' di antara Negara Adidaya?
Apakah Kao mampu membantu ASEAN tetap bersatu di tengah tantangan ini? Jawabannya ada dalam wawancara khusus Metrotvnews.com dengan Kao Kim Hourn berikut ini:
Anda memegang jabatan Sekretaris Jenderal ASEAN selama lima tahun ke depan. Program apa yang Anda akan lakukan untuk organisasi kawasan ini?
Saya sangat terhormat bisa memegang jabatan sebagai Sekretaris Jenderal ASEAN dan ini memiliki banyak sekali tanggung jawab pekerjaan dan mandat dari para pemimpin ASEAN. Jadi, saya akan memimpin Sekretariat ASEAN, dan akan memobilisasi kerja kolega saya di Sekretariat ASEAN.Dan tentu saja untuk bekerja lebih dekat dengan ketua dan negara anggota ASEAN, untuk mengimplementasi keputusan para pemimpin ASEAN dan bekerja dengan menteri ASEAN di berbagai bidang, untuk bekerja membangun ASEAN Community, untuk kepentingan masyarakatnya. Ini benar-benar merupakan prioritas utama kami.
Dan tentu saja, saya memiliki enam prioritas sendiri. Dan sudah saya sampaikan saat transfer jabatan Sekretaris Jenderal ASEAN, yang akan berfokus pada enam prioritas, yaitu perdamaian, kemakmuran, planet, masyarakat, kemitraan dan potensi.
Saat ini, tentu saja perdamaian merupakan sesuatu yang berharga untuk kita, di kawasan ini. Kawasan kita telah melewati beberapa tantangan di belakang, ada Perang Vietnam, Konflik di Kamboja, Laos juga, terpengaruh perang di Korea sebagai contohnya. Dan mereka masih hangat di ingatan kita. Dan kita harus terus bekerja sangat kuat untuk menjaga perdamaian dan stabilitas dan keamanan di kawasan ini. Karenanya, para pemimpin kita terus bekerja di berbagai sektor dan pilar untuk memastikan kawasan kita tetap damai.
Kedua, tentu saja kemakmuran. Kemakmuran harus ada untuk jangka panjang. Dan tentu saja menjadi prioritas utama ASEAN. ASEAN telah mencapai banyak hal dalam lima-enam tahun sejak lahirnya 1967. Pencapaian yang kita dapat sangat signifikan. Namun, kita harus terus bekerja untuk melanjutkan kesuksesan pencapaian di area kemakmuran.
Dan ASEAN, masih memiliki kantong kemiskinan, di mana kita membutuhkan fokus untuk kepentingan rakyat kami. Sehingga penting untuk kita menjadikannya prioritas. Selain itu, kebutuhan ASEAN untuk terus maju dan bergerak dalam agenda khusus kemakmuran juga kita lakukan, khususnya pembangunan ekonomi, kekuatan ekonomi rakyat kita.
Ketiga, planet. Saat ini kita melihat perubahan iklim memiliki dampak jangka panjang dan menengah bagi kita semua, dan terjadi di depan mata masyarakat kita, komunitas kita dan semua orang di kawasan ini. Karenanya, para pemimpin kita menekankan untuk mengatasi masalah perubahan iklim ini, dan tantangan yang akan berdampak signifikan bagi komunitas kita. Oleh karena itu, sudah banyak statement, deklarasi dan rencana aksi yang sudah dikeluarkan agar kita bisa bekerja sama di ASEAN.
Kita juga bekerja sama dengan mitra eksternal kita untuk mengatasi berbagai isu yang menjadi akibat nyata dari perubahan iklim. Kita memiliki lebih banyak (bencana) banjir sekarang. Banjir, kekeringan, kebakaran hutan, atau naiknya permukaan laut, sebagai contohnya, memiliki banyak dampak akibat suhu yang tinggi dan mempengaruhi cara kita dalam mengelola pertanian.
Saja jika berbicara tentang perubahan iklim, mereka juga berdampak pada sektor kesehatan. Jadi menurut saya penting bagi kita untuk terus membahas masalah ini, masalah yang terkait dengan perubahan iklim. Dan saya menyebut planet ini maka kita juga harus memenuhi kepentingan kebutuhan dan kepentingan orang-orang yang kita miliki pada manusia.
Ketika berbicara tentang kami dan orang-orang, khususnya kami, para wanita di sini, kami perlu terus berinvestasi pada orang-orang untuk memastikan bahwa mereka memiliki keterampilan, keterampilan yang diperlukan, pendidikan, kapasitas pelatihan, sehingga mereka dapat menghasilkan sesuatu yang bernilai, berkontribusi kepada masyarakat dan sebagai komunitas. Jadi saya pikir orang-orang pada akhirnya kita harus fokus pada orang-orang kita, bagaimana kita harus merawat mereka, tetapi juga, bagaimana mereka juga bisa menjadi aset masyarakat dan tentu saja setelah orang-orang.
Kemudian kita berbicara mengenai kemitraan. Kemitraan dengan ASEAN, kita harus bekerja tidak hanya di antara pemerintah ASEAN, tetapi juga dengan sektor swasta, dengan masyarakat sipil, dengan akademisi dengan media, pada dasarnya bekerja dengan berbagai pemangku kepentingan dalam komunitas etnis.
Satu hal yang perlu kita lakukan adalah membangun kemitraan yang kuat sehingga mereka juga dapat memberikan kontribusinya sendiri kepada kita dan selain itu, kita juga harus bekerja sama dengan mitra kita dari luar mitra eksternal. Saat ini, kemitraan kita terjalin kuat. ASEAN terus memelihara hubungan, kemitraan dan kerja sama dengan berbagai pihak sehingga mereka juga akan terus bekerja dengan kami, mendukung sentralitas ASEAN, dan mendukung kami dalam integrasi serta pembangunan komunitas ASEAN. Dan tentu saja, lewat kami terus berinvestasi lewat hubungan kemitraan ini dengan mitra eksternal kami.
Yang terakhir, kita juga harus mengidentifikasi potensi-potensi apa saja yang ada di bidang kerja sama yang ada, ang harus terus kita manfaatkan, dan menggali potensi tersebut agar kita dapat terus meningkatkan produktivitas kita untuk memastikan bahwa kerja sama kita akan berdampak buruk dan menyebabkan hasil yang buruk.
Pada saat yang sama, kita harus menjajaki bidang kerja sama baru di dalam ASEAN, dan antara kita dengan mitra eksternal kita yang belum kita mulai. Misalnya, di Komunitas Ekonomi, kita harus mengidentifikasi apa saja penggerak baru komunitas ini, misalnya ekonomi digital. Bagaimana kita bisa memasuki era digital ini, juga blue economy, transisi energi misalnya. Dan saya pikir kita harus melihat apalagi yang bisa dilakukan untuk memperkuat komunitas ASEAN sehingga kita bisa memanfaatkan setiap peluang dan kepentingan yang kita miliki, sejauh kepentingan ini demi masyarakat kita.
Seperti yang Anda singgung, salah satu prioritas Anda adalah mengenai planet. Apakah Anda memiliki agenda spesifik untuk mengurangi masalah perubahan iklim ini dan bekerja sama dengan mitra eksternal ASEAN?
Ada banyak aktivitas yang dilakukan di bawah agenda ini. Dan para pemimpin kami telah menyepakati ASEAN Marine Debris misalnya, di mana kita bahas sektor energi, recycle energy. Contohnya, awal tahun ini, di Mei, di bawah keketuaan Indonesia ini, ada deklarasi mengenai EV ecosystem - electric vechicle ecosystem, ini merupakan bagian dari agenda planet. ASEAN memiliki banyak isu yang harus kita lakukan. Dan kita melakukan banyak hal untuk masyarakat kita, termasuk di sektor ini.Perlu juga untuk terus bekerja di energi bersih. Jadi saya rasa kita bisa mendata beberapa proyek, aktivtas dan program untuk mengubah cara pandang kita terhadap isu prioritas perubahan iklim. Tapi yang paling utama adalah mengubah cara berpikir kita. Bagaimana kita bisa secara positif di seluruh tingkat, baik individual, perusahaan, hingga pemerintah, bagaimana kita mengatasi masalah ini, dari sini.
ASEAN saat ini menghadapi berbagai tantangan. Bagaimana Anda mengatasinya tantangan tersebut?
Ya tentu saja, kita tidak boleh berharap bawah organisasi regional manapun akan selalu berjalan mulus. Kita harus mengharapkan mereka tumbuh berkembang dan terus berkembang. Kita harus menghadapi tantangan dihadapi, dan bekerja sama secara kolektif. Di antara negara bagian, dan pemangku kepentingan lainnya, di berbagai sektor, dan kita memiliki pilar komunitas untuk mengatasinya.Beberapa dapat diatasi segera, tapi ada juga yang memerlukan waktu. Namun, pada akhirnya kita harus menjadikannya sebagai prioritas dan bekerja bersama untuk mengatasi setiap tantangan yang akan memiliki dampak jangka pendek dan panjang pada pembangunan komunitas masyrakat kita.
Jadi, bagi saya, selama kita memiliki komitmen dan tekad untuk menjawab tantangan yang dihadapi, ASEAN akan mampu melewatinya. Tentu saja saat ini banyak masalah yang dihadapi, misalnya isu kabut asap sebagai masalah lintas batas. Tidak hanya dia ranah maritim, ASEAN juga menghadapi berbagai masalah termasuk kejahatan di dunia maya. Saya pikir, inilah alasannya para pemimpin kita mengeluarkan Deklarasi mengenai penanganan dalam melawan penyalahgunaan teknologi, untuk melindungi masyarakat kita dari korban kejahatan transnasional.
Jadi, inilah hal-hal yang menjadi bagian dari tantangan kita saat ini. Saya pikir, ASEAN telah bekerja sama secara kolektif untuk mengatasi tantangan tersebut.
Saat ini, Indonesia memegang keketuaan ASEAN. Apa yang Anda harapkan dari keketuaan Indonesia tersebut?
Tentu saja kepemimpinan. Setiap negara anggota memiliki kesempatan untuk memainkan peran kepemimpinan sebagai ketua ASEAN untuk tahun tertentu. Dan tahun ini adalah waktunya Indonesia sebagai ketua ASEAN 2023. Kami tahu Indonesia memiliki kompetensi sebagai ketua, untuk memimpin ASEAN, menavigasinya di masa-masa sulit dan berantakan.Seperti yang kita lihat, ketegangan wilayah, kekuatan besar, persaingan, dan juga dampak dari perang di Ukraina terhadap ketahanan pangan dan energi. Selain itu, kita juga harus bekerja terus untuk memastikan pulih sepenuhnya dari covid-19, yang tentu saja ini hampir berakhir.
Jadi, saya pikir Indonesia bisa memberikan banyak prioritas penting untuk membuat ASEAN lebih kuat, untuk memastikan ASEAN menjawab berbagai tantangan. Dan saya pikir beberapa hasil konkret sudah terlihat dan akan menjadi 'hasil' dari pertemuan para pemimpin yang kedua nanti, salah satunya keinginan kami menjadikan ekonomi lebih kuat. Itu sebabnya dirangkai pertemuan Indo-Pacific Forum yang akan dilakukan pada September mendatang. Ini merupakan program unggulan dalam keketuaan Indonesia.
Selain itu, Indonesia juga sudah memiliki banyak pencapaian di keketuaannya di ASEAN, seperti One Health Initiative, untuk menjaga kesehatan masyarakat ASEAN, juga perlindungan pekerja migran, dan lain sebagainya. Dan dalam hal ini, terlihat bahwa para pemimpin kita berfokus untuk melindungi warganya, dan ini sangat penting bagi kami.
Jadi, menurut saya, di bawah keketuaan Indonesia kita akan melihat Indonesia terus mendorong prioritas utama kita, khususnya dalam melayani kebutuhan dan kepentingan rakyat.
Kita berpindah ke isu Myanmar. ASEAN sudah menetapkan 5 poin konsensus (Five Point Consensus/5PC) untuk isu Myanmar, tapi tidak ada kemajuan dari implementasi 5PC ini. Apakah Anda melihat 5PC menjadi satu-satunya solusi untuk permasalahan ini?
Seperti yang telah dinyatakan oleh para pemimpin kami. Satu, karena ASEAN memiliki komitmen untuk saling mendukung, itulah mengapa kami dapat menghasilkan untuk memiliki konsensus lima poin yang dapat disepakati oleh para pemimpin kami dan Myanmar.Kedua, kita harus menunjukkan bahwa kita telah melakukan segala upaya untuk membantu Myanmar. Termasuk di dalamnya memfasilitasi dialog inklusif antara pemangku kepentingan di Myanmar. Kita bekerja keras untuk menyerukan menghentikan penggunaan kekerasan di Myanmar dan berfokus pada bantuan kemanusiaan untuk masyarakat yang terkena dampak situasi negara itu.
Inilah yang kami fokuskan sejak situasi (kudeta) terjadi Februari 2021. Tapi, yang kami lakukan juga tentunya membutuhkan dukungan, komitmen dari Myanmar. Jadi 5 PC tetap menjadi dasar fundamental bahwa ASEAN akan terus terlibat dengan Myanmar. Dan ya, saya pikir sebenarnya ada kemajuan, tapi tidak cukup jauh.
Tapi sekali lagi, hal itu menunjukkan bahwa para pemimpin kita benar-benar bekerja sangat keras dalam menanggapi situasi tersebut. Dan benar-benar tulus membantu Myanmar, sehingga (saran) mereka diterima, dan Myanmar berproses sendiri menentukan masa depannya sebagai negara yang menjunjung tinggi kedaulatan.
Jadi itulah mengapa 5 PC ini penting bagi kita untuk dilakukan, tapi pada saat yang sama, kita terus melakukan segala upaya untuk tetap mendukung mereka dan masyarakat Myanmar.
Apakah Anda punya saran alternatif untuk menyelesaikan isu Myanmar?
Saya pikir pertama harus memberi mereka ruang dan waktu. Karena Anda tahu, hal ini menjadi lebih dari sekadar konflik. Kita perlu melanjutkan untuk melakukan semua hal di berbagai level untuk membantu Myanmar. Dan karenanya, di bawah keketuaan Indonesia, kita memiliki kantor utusan khusus, yang dapat memberikan bantuan untuk Myanmar, termasuk memfasilitasi dialog politik di antara berbagai pemangku kepentingan di sana.Dan tentu saja, kita harus memobilisasi sumber daya yang diperlukan untuk membantu Myanmar pulih, terutama masyarakat yang terkena dampak situasi tersebut. Tentu saja kami berharap Myanmar akan kembali normal, dan kembali mengambil bagian sepenuhnya ke ASEAN.
Kami yakin jika ASEAN bisa kembali beranggota lengkap, dengan Myanmar di dalamnya, mengambil bagian lagi seperti sebelumnya. Dan kami mendukung Myanmar dengan melakukan apapun yang kami bisa, sesuai dengan pilar ASEAN. Tentu saja pada saat yang sama, kami akan mengingat keterlibatan penuh Myanmar sebagai bagian dari pembangunan Komunitas ASEAN. Itulah yang kami lakukan.
Apakah Anda optimis bahwa keketuaan Indonesia di ASEAN dapat membantu menyelesaikan masalah Myanmar. Apakah Anda setuju dengan diplomasi diam-diam yang dilakukan Indonesia mengenai Myanmar?
Anda tahu, Indonesia memiliki pendekatannya sendiri. Dan Indonesia memang telah mengadopsi diplomasi diam-diam yang memungkinkan Indonesia terlibat dengan semua pemangku kepentingan di Myanmar. Saya kira diplomasi seperti itu cukup penting bagi ASEAN.Jadi kita akan memberikan ruang dan waktu kepada Indonesia sebagai ketua ASEAN tahun ini, untuk bekerja dengan berbagai pemangku kepentingan di Myanmar, dan untuk terus membantu mereka membuat kemajuan. Saya rasa ada beberapa kemajuan, dan selama ada kemajuan, tidak peduli cepat atau lambat, kita akan terus melanjutkannya (bantuan).
Beberapa waktu lalu, Utusan Khusus PBB untuk Myanmar mengundurkan diri. Apakah Anda tahu mengenai apa yang terjadi sehingga ia mengundurkan diri, dan apa tanggapan Anda terkait hal itu?
Saya tidak tahu alasan utamanya apa (mengundurkan diri). Saya hanya tahu utusan khusus PBB untuk Myanmar mundur dan hanya itu saja. Saya tidak tahu alasannya, tapi yang bisa saya katakan, ia sangat aktif. Ia mencoba menjangkau Myanmar, dia melakukan banyak sekali upaya dalam mencapai perannya sebagai Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Myanmar. Jadi itulah yang bisa saya katakan.Saya sudah bertemu dengan beliau beberapa kali, dan menurut saya, dia bukan mengundurkan diri. Tapi apapun alasannya, ia sudah sejak lama berkontribusi positif untuk mendukung Myanmar dan masyarakatnya.
Apakah mungkin karena junta Myanmar sulit untuk didekati atau diajak berdialog?
Anda harus mencari tahu sendiri, karena saya tidak tahu pasti. Tapi saya pikir mungkin sudah waktunya dia tidak memperbarui kontraknya, saya tidak tahu. Saya tidak seharusnya berspekulasi, tapi yang saya pikir penting adalah peran kontribusi positifnya bagi Myanmar.Bagaimana dengan peran AHA Center dalam memberikan bantuan kepada masyarakat Myanmar. Apa kendala utama yang mereka hadapi dalam pemberian bantuan?
Anda tahu, bahwa AHA Center bekerja pada fase berbeda. Jadi awalnya, sudah menyelesaikan penyelamatan, dan kemudian mereka melakukan assessment pendek yang sesuai untuk melanjutkan ke fase kedua, yakni mendukung warga Myanmar yang terkena dampak.Jadi mereka sudah menyelesaikan pekerjaannya, dan kami berharap dapat berlanjut ke tahap selanjutnya. Jadi saya lihat saat ini AHA Center tengah mengerjakan tugas mereka. Saya tidak melihat fakta mereka telah kehilangan apapun, tapi yang saya tahu mereka bekerja sangat keras untuk mendukung Myanmar di satu sisi, dan juga membuat ASEAN tetap relevan untuk negara anggotanya, terutama untuk membantu Myanmar.
Saat ini, ASEAN menghadapi berbagai tantangan, salah satunya terperangkap di tengah negara Adidaya, seperti Tiongkok dan Amerika Serikat (AS). Menurut pendapat Anda, apakah ASEAN dapat menjaga kesatuannya dalam menghadapi tantangan ini?
ASEAN telah berdiri selama 56 tahun, sejak 1967, saat Perang Dingin. Dan kemudian kita pindah ke masa pasca perang dingin, dan saat ini periode lainnya. Kita bisa melihat posisi ASEAN konsisten, kita tidak berpihak, tidak benar-benar bermain ke dalam politik kekuasaan dari kekuatan besar.Semua mitra mitra eksternal, melalui prinsip keterbukaan, inklusivitas, transparansi, dan itu yang belum dilakukan tentu juga melalui dialog budaya, dan konsultasi. Dan kita terus berfokus pada kepercayaan, membangun kepercayaan strategis, baik dengan Tiongkok dan AS, yang keduanya adalah mitra ASEAN. Bahkan sekarang adalah mitra strategis komprehensif ASEAN.
Jadi, tanggung jawab kami adalah bekerja sama dengan semua teman kami, baik itu dekat maupun jauh, untuk memastikan mereka akan mendukung kami dalam pembangunan komunitas. Dan tentu saja, untuk mendukung perdamaian dan pembangunan di wilayah kami sama pentingnya. Yang menjadi kepentingan ASEAN sebenarnya adalah perdamaian, kemakmuran, keamanan dan tentu saja pembangunan ASEAN.
Terkait dengan konflik Laut China Selatan, perlukah ASEAN bersikap tegas terhadap Tiongkok?
ASEAN dan Tiongkok telah bekerja sama selama bertahun-tahun, dan sejak 2002 kita sudah merampungkan Declaration of Conduct (DoC), untuk perilaku di Laut China Selatan. Sejak saat itu, sejak 2011, di Indonesia, ASEAN dan Tiongkok melakukan penandatanganan 11 pedoman DoC. Dan sejak saat itu, baru-baru ini kita bekerja sama untuk bernegosiasi tentang Code of Conduct (CoC).Jadi saya pikir, ASEAN dan Tiongkok telah bekerja sama di banyak bidang, melalui banyak mekanisme yang kami bangun dan di sektor berbeda, dan pilar pembangunan Komunitas ASEAN. Jadi ada banyak area yang kita lakukan, bukan hanya mengenai Laut China Selatan saja, tapi ada banyak isu, mulai dari agrikultur, keamanan, kesehatan masyarakat, hingga pertukarang orang di semua bidang.
Jadi saya pikir, masalah Laut China Selatan bukanlah satu-satunya dalam kerja sama kita. Tapi masalah yang akan terus kita kerjakan bersama dengan sangat erat. Dan kedua belah pihak telah menyatakan komitmen mereka, menghormati komitmen tersebut, mendukung dan bernegosiasi dengan baik. Semoga segera membuahkan hasil dari negosiasi CoC itu.
Di bidang ekonomi, ASEAN memiliki potensi yang sangat besar. Apa yang dapat dilakukan dalam hal ini?
Saat ini ASEAN merupakan yang ketiga terbesar dalam populasi. Pertama Tiongkok, disusul India yang memiliki sekitar 700 juta-an. Dan saya pikir, kita harus terus fokus membangun kekuatan di pasar kita, sehingga menarik investasi asing langsung. Kita harus menarik perusahaan datang ke sini untuk berinvestasi, serta memanfaatkan peluang dagang yang dimiliki dengan mitra kami seperti AS, Jepang, Tiongkok, Korea, India, Australia, Selandia Baru dan lainnya. Kita harus mendorong kerja sama perdagangan.Perdagangan sangat penting dan kerja sama tersebut saling menguntungkan antara ASEAN dan negara mitranya. Jadi, saya pikir itulah mengapa kita harus bergerak maju. Kita bicara tentang Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional. Dengan hal itu bahkan lebih besar dari sisi pasar dan dapat menarik lebih banyak investasi asing langsung.
Bagaimana dengan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific? Apakah pandangan ini diterima baik oleh mitra ASEAN?
Berdasarkan yang saya dengar, mereka semua mendukung penuh. Tak hanya mendukung AOIP, tapi juga empat area yang telah dikeluarkan selama kepemimpinan Indonesia. Sehingga kita bisa mengimplementasikan empat area di bawah AOIP untuk memastikan manfaat kerja sama bagi ASEAN.Jadi saya pikir pandangan ini semakin bergerak maju karena Indonesia telah mendorong dengan sangat keras. Dan saya dapat melihat bahwa kesuksesan untuk diterapkan dengan mengimplementasi AOIP, dengan tujuan kepentingan negara anggota ASEAN dan masyarakatnya.
Apakah impian Indonesia menjadikan ASEAN sebagai epicentrum of growth (pusat pertumbuhan) dapat berhasil dicapai?
Saya pikir itu baik, dan kita akan membantu Indonesia memiliki strategi untuk saat ini untuk menjadikan ASEAN Epicentrum of Growth. ASEAN penting, bukan? Itu sebabnya kita melihat semakin banyak negara yang ingin bekerja sama dengan ASEAN. Tapi pertumbuhan ASEAN harus selalu kita prioritaskan.KIta tidak bisa menunggu orang lain menciptakan kesuksesan bagi kita. Kita harus terus bekerja dan membangun kesuksesan kita. Itu lah mengapa kami mengadakan pertemuan setiap hari, di bawah tingkatan yang berbeda, dan semua terlibat dalam diskusi, negosiasi untuk membuahkan hasil nyata bagi kepentingan kita sebagai komunitas.
Dan Anda tahu, anggota kami sangat optimis dengan hal itu. Jadi saya percaya (dengan kepemimpinan Indonesia).
Pertanyaan terakhir mengenai Timor Leste sebagai anggota ASEAN. Apakah Anda pikir Timor Leste dapat menjadi salah satu member ASEAN? Seberapa optimisnya Anda?
Saya yakin Timor Leste bisa menjadi bagian ASEAN, dan itu sangat baik ASEAN bisa terlibat dengan Timor Leste, karena kami yakin satu sama lain dan secara eksplisit, kami yakni Timor Leste sebagai bagian dari Asia Tenggara bisa menjadi anggota ke-11 ASEAN.Anda bisa melihat di bawah kepemimpinan Indonesia, kami mendorong dan mengadopsi pedoman dari negara ASEAN, untuk membuka pintu bagi Timor Leste berpartisipasi dalam semua pertemuan ASEAN di berbagai tingkatan. Dan juga kami fokus pada program pembangunan kapasitas untuk Timor Leste dan memastikan pejabat mereka bisa berpartisipasi. Dan tentu saja kami memiliki program pelatihan praktis. Serta tentunya ratifikasi perjanjian dan dokumen ASEAN. Kami dapat melakukan ini untuk jangka panjang.
Untuk jangka menengah, kita akan melakukan apapun yang bisa kita bantu untuk Timor Leste sekarang. Saya dapat mengatakan, ASEAN sangat mendukung Timor Leste dan Timor Leste harus bergabung dengan kami. Itulah mengapa penting untuk benar-benar memanfaatkan peluang saat ini, jadi kita dapat mendukung Timor Leste tetap berperan aktif untuk menjadi anggota ASEAN.
Dapatkah Timor Leste menjadi anggota tetap ASEAN ke-11 tahun ini, di bawah kepemimpinan Indonesia?
Anda harus bertanya kepada mereka, karena jika Timor Leste sudah siap atau belum, itu keputusan mereka untuk bergabung. Jika mereka sudah siap, dan bersedia, maka mereka akan menjadi anggota tetap ASEAN.Saya pikir posisinya saat ini sebagai pengamat juga jelas. Karena dengan mengamati tidak memiliki kewajiban apapun, dan mereka memiliki keuntungan besar untuk Timor Leste.
Apakah baik untuk masa depan kawasan ini jika Timor Leste bergabung dengan ASEAN?
Tentu saja. Timor Leste memiliki banyak keuntungan dari menjadi anggota ASEAN. Karena nantinya mereka akan menjadi bagian dari komunitas ekonomi ASEAN yang lebih besar lagi, Timor Leste akan mendapatkan keuntungan populasi, benar kan? Dan itu akan menjadi pasar besar.Kedua, kita sudah bekerja, dan itulah mengapa penting bagi Timor Leste mempertimbangkan bergabung dengan ASEAN, dan ini menunjukkan betapa beruntungnya mereka jika gabung dengan ASEAN. Walaupun saat ini ada negara lain yang ingin bergabung, tapi mereka tidak memenuhi syarat.
Namun, Timor Leste adalah bagian dari Asia Tenggara. itulah mengapa para pemimpin ASEAN memahami, dukungan untuk Timor Leste diberikan sedini mungkin. (Arfinna Erliencani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News