Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pertemuan seputar isu Gaza di Moskow, Rusia, 21 November 2023. (Kemenlu RI)
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pertemuan seputar isu Gaza di Moskow, Rusia, 21 November 2023. (Kemenlu RI)

Menlu Retno: Alasan Pertahanan Diri Tidak Dapat Dipakai Penjajah Seperti Israel!

Willy Haryono • 22 November 2023 07:43
Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bersama jajaran menlu negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) telah membahas seputar isu Jalur Gaza bersama Menlu Rusia Sergey Lavrov di Moskow pada Selasa, 21 November. Dalam pertemuan ini, para menlu kembali menyampaikan kutukan terhadap Israel yang terus melakukan kekejaman di Gaza.
 
Menlu Retno menegaskan bahwa alasan Israel melakukan operasi militer di Gaza, yaitu self-defense atau pertahanan diri, sangat tidak dapat diterima.
 
"Alasan tersebut tidak dapat dipakai oleh penjajah seperti Israel," tegas Menlu Retno dalam keterangan video kepada awak media dari London, Rabu, 22 November 2023.

"Self-defense tidak dapat dijadikan alasan untuk membunuh warga sipil dan menyerang fasilitas-fasilitas umum," sambungnya.
 
Menlu Retno mengatakan bahwa Lavrov menyambut baik kedatangan para menlu, yang merupakan tindak lanjut dari KTT OKI dan Liga Arab yang digelar di Riyadh, Arab Saudi, pada 11 November lalu. Kala itu, KTT bertujuan untuk mencari cara menghentikan kekejaman Israel di Gaza dan melancarkan bantuan kemanusiaan.
 
Rusia diketahui sepakat dengan butir-butir yang terkandung dalam resolusi KTT OKI dan Liga Arab seputar isu Gaza.
 
Baca juga:  Menlu Retno: OKI Sasar 5 Anggota Tetap DK PBB untuk Tindaklanjuti Situasi Gaza
 
"Kami menyampaikan pentingnya semua negara untuk melihat secara jernih isu Gaza dan mengambil sikap adil," tutur Menlu Retno, yang langsung terbang ke London usai pertemuan di Moskow.
 
Ia menegaskan bahwa tindakan tegas perlu segera diambil agar "kekerasan di Gaza dapat dihentikan, gencatan senjata dapat diwujudkan, dan bantuan kemanusiaan dapat diberikan secara lancar."
 
Untuk itu, lanjut Menlu Retno, dibutuhkan dukungan dari banyak negara, terutama anggota tetap Dewan Keamanan PBB termasuk Rusia.
 
Konflik terbaru di Timur Tengah meletus setelah kelompok pejuang Palestina Hamas meluncurkan serangan kilat terhadap Israel pada 7 Oktober lalu. Serangan itu memicu balasan Israel yang terus menggempur Gaza tanpa henti.
 
Angka kematian di kalangan warga Palestina dikabarkan telah melampaui 13.000, dengan 5.000 di antaranya adalah anak-anak. Sementara di Israel, angka kematian berkisar 1.200.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan