Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, Indonesia-Denmark sepakat untuk terus meningkatkan kerja sama di bidang kelapa sawit.
"Kami sepakat melanjutkan kontribusi positif minyak sawit berkelanjutan terhadap pemulihan ekonomi," ucap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi pers gabungan bersama Menlu Denmark Jeppe Kofod di Kemenlu RI, Jakarta, Senin, 22 November 2021.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Saya mengapresiasi Denmark atas dukungannya terhadap penghapusan diskriminasi produk pertanian Indonesia, terutama minyak sawit," lanjutnya.
Selama ini Indonesia terus berjuang melawan diskriminasi perlakuan sejumlah negara, terutama di benua Eropa, terhadap produk sawit RI. Sejumlah negara Eropa dinilai berlaku tidak adil terhadap sawit Indonesia di bawah dasar tudingan adanya perusakan lingkungan.
Indonesia merasa perlu melawan kampanye negatif ini karena dapat berdampak ke segala aspek, terutama kesejahteraan masyarakat yang bergantung hidup pada sawit.
Tidak semua negara Eropa melakukan diskriminasi ini. Beberapa negara di benua Eropa justru mendukung Indonesia, termasuk Denmark dan juga Belanda.
Baca: Menlu RI Bahas Kelapa Sawit dengan Menlu Belanda
Hari ini, Menlu Denmark melakukan kunjungan resmi ke Indonesia dengan membawa 13 pebisnis untuk menggali potensi kerja sama. Di Kemenlu RI, Menlu Kofod dan Menlu Retno telah menandatangani dua perjanjian kerja sama.
Dua perjanjian itu adalah Indonesia-Denmark Plan of Action (POA): A Sustainable Strategic Partnership for the Future for the period of 2021-2024 dan Infrastructure Projects Financing.
Penandatanganan dua kesepakatan hari ini merupakan wujud nyata dari kemitraan strategis Indonesia-Denmark yang didasarkan pada sama-sama saling menghormati dan menguntungkan.
"Kami optimistis perjanjian POA dapat menghasilkan lebih banyak kolaborasi konkret antar kedua negara," tutur Menlu Retno.