Malaysia cabut kewajiban pakai masker di dalam ruangan. Foto: The Business Times
Malaysia cabut kewajiban pakai masker di dalam ruangan. Foto: The Business Times

Malaysia Cabut Wajib Pakai Masker di Dalam Ruangan

Medcom • 08 September 2022 16:32
Kuala Lumpur: Malaysia umumkan saat ini cabut wajib memakai masker di dalam ruangan. Meski begitu, hal ini menjadi keharusan untuk pengguna transportasi publik, fasilitas kesehatan serta untuk orang-orang yang positif terkena covid-19.
 
Menteri Kesehatan Malaysia, Khairy Jamaluddin mengatakan bahwa pemerintah akan menyerahkan kepada masing-masing orang tentang pemikiran mereka untuk menggunakan masker.
 
“Jika orang-orang membuat keputusan untuk mengenakannya, maka yang lainnya harus dapat menerimanya serta dapat menghalangi orang yang tidak mengenakannya (dalam transportasi publik dan fasilitas kesehatan) untuk bisa masuk ke dalam tempat tersebut,” ujar Khairy Jamaluddin, seperti yang dikutip dalam The Straits Time, pada Kamis, 8 September 2022.  

Walau penggunaan masker di dalam ruangan menjadi pilihan, Khairy masih meminta para masyarakat untuk tetap menggunakan masker. Hal tersebut tentunya dilihat dari keberhasilannya yang terbukti untuk menghentikan persebaran.
 
Semenjak Mei sendiri, Malaysia telah mencabut kebijakan untuk memakai masker di luar ruangan. Hal ini juga dikarenakan pada saat ini negara Malaysia atau bahkan dunia sedang mengalami transisi ke fase endemik di mana manusia hidup berdampingan dengan virus. 
 
Dengan laju vaksin hingga mencapai 84,2 persen dan hampir setengah dari populasi telah disuntik booster, kematian harian korona di Malaysia dapat diperlambat dari rata-rata tujuh hari menjadi lima hari. Hal ini sesuai dengan laporan yang mendata 2067 kasus infeksi pada Selasa. 
 
Dalam laporan itu pula, tertulis bahwa hanya satu dari lima kasus covid-19 yang memerlukan perawatan intensif di rumah sakit. Sementara itu protokol tidak memakai masker di luar ruangan sudah dilakukan di Singapura dan Thailand di mana banyak dari mereka yang memutuskan untuk tetap menggunakan masker.
 
Meski begitu, Khairy menekankan bahwa kewajiban memakai masker ini dapat kembali bila situasi covid-19 semakin parah.
 
“Kita tidak tahu arah ke mana virus ini akan bermutasi. Akan ada kemungkinan virus ini akan menjadi semakin berbahaya. Jika kita menemukan bahwa varian ini tidak akan menimbulkan gejala yang parah dalam beberapa bulan atau tahun ke depan maka kita akan bisa memasuki fase endemik secara penuh,“ ujar Khairy.
 
Menteri Khairy sendiri saat ini bekerja keras untuk mendaftar semua bus, pesawat terbang, sekolah, mobil van untuk bekerja, taksi serta layanan panggilan online sebagai bentuk dari transportasi publik yang masih memerlukan penggunaan masker.
 
Tidak hanya itu, masker juga harus menjadi kewajiban di fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit, klinik, panti jompo serta pusat hemodialisis. Khairy juga menambahkan bahwa dia menganjurkan pemakaian masker di area-area padat penduduk, seperti pasar, stadion, tempat perbelanjaan dan juga tempat-tempat ibadah.
 
Pemakaian masker ini juga dianjurkan untuk orang-orang dengan gejala seperti panas, batuk, atau flu, orang-orang yang berisiko tinggi terpapar virus covid-19 atau orang-orang yang melakukan kontaj langsung dengan orang yang berisiko tinggi terpapar virus corona untuk tetap memakai masker mereka.
 
Sementara itu, vaksinasi akan dilanjutkan untuk kelompok dengan resiko tinggi seperti anak-anak yang memiliki kelainan imun seperti komorbid atau lansia, pekerja kesehatan serta wanita hamil atau ibu menyusui.
 
Khairy menambahkan bahwa pemerintah saat ini sedang mengusahakan vaksin khususnya untuk varian baru seperti Omicron. Namun hal tersebut masih dapat diperbincangkan tergantung dari persebaran virus dan melihat apakah vaksin tersebut akan diberikan kepada masyarakat luas atau orang-orang dengan resiko terkena virus covid-19 yang lebih tinggi.
 
“Sekarang kami masih meninjau program vaksin yang lebih ditargetkan. Akan tetapi kita masih menentukan apakah kita ingin melakukan vaksinasi massal atau hanya kelompok tertentu yang lebih mudah terpapar covid,” pungkas Khairy. (Gabriella Carissa Maharani Prahyta)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan