Kuala Lumpur: Pemerintah Malaysia kembali menyelenggarakan pameran produk halal Malaysia International Halal Showcase atau MIHAS yang ke-20 tahun ini. Pameran produk halal yang disebut-sebut sebagai yang terbesar di dunia ini merupakan bagian dari upaya Malaysia dalam industri halal yang telah dibangun selama bertahun-tahun.
MIHAS ke-20 berlangsung di kompleks Malaysia International Trade and Exhibition Centre (MITEC) di Kuala Lumpur pada 17-20 September 2024.
Menteri Investasi, Perdagangan dan Industri Malaysia Datuk Seri Utama Tengku Zafrul Aziz mengatakan bahwa salah satu tujuan MIHAS adalah membangun klaster ekspor dan menarik perusahaan global untuk mendapatkan produk serta layanan halal, termasuk yang berasal dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
“Hal ini penting karena program promosi seperti MIHAS merupakan inti dari upaya pemerintah untuk membantu perusahaan UMKM berekspansi ke pasar internasional,” ucap Tengku Zafrul di sesi pembukaan MIHAS 2024.
Tidak terbatas hanya Malaysia, terdapat pelaku UMKM dari berbagai negara lain yang juga turut mempromosikan produk halal mereka di MIHAS 2024.
Harapannya sama, agar produk yang dipromosikan bisa dikenal calon pembeli dari negara-negara lain.
Dalam MIHAS tahun ini, terdapat 330 pembeli asing (foreign buyers), dengan 20 di antaranya dikategorikan sebagai pembeli premium.
Untuk kegiatan pameran, terdapat total 2.028 stan yang terdiri dari 1.499 pelaku UMKM lokal dan 529 internasional.
Sementara itu, untuk mendorong agenda digitalisasi ekspor, lanjut Tengkyu Zafrul, MITI mendorong perusahaan Malaysia, termasuk UMKM, untuk menggunakan platform e-Commerce lintas batas untuk tujuan ekspor melalui program eTRADE. Program ini menawarkan insentif bagi mereka yang mendaftarkan produk di platform e-Commerce internasional, terlibat dalam aktivitas pemasaran digital, dan pelatihan terkait.
Untuk meningkatkan ekspor produk dan layanan halal Malaysia, Kementerian Investasi dan Perdagangan Malaysia (MITI) beserta Korporasi Perkembangan Perdagangan Eksternal (MATRADE) mendorong eksportir Malaysia untuk memanfaatkan Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) seperti Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) dan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP).
RCEP dan CPTPP masing-masing mewakili 28 persen dan 11,5 persen dari PDB global.
“Manfaat dari FTA ini meliputi tarif nol dan akses pasar preferensial, yang akan membuat produk dan layanan Malaysia lebih menarik dan kompetitif,” sebut Tengku Zafrul.
Baca juga: Buka MIHAS 2024, PM Malaysia Tekankan Pentingnya Industri Halal
Cek Berita dan Artikel yang lain di