“Kedua negara selesai bersepakat, dan perjanjian dapat ditandatangani pada pertengahan 2025, dengan perkiraan waktu implementasi pada 2026,” kata Budi dalam konferensi pers di Jakarta.
Ia mengatakan, ada dua nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani dengan Kanada dalam hal ini, yaitu kerja sama mineral kritis dan kerja sama sanitasi. Adapun sejumlah manfaat yang didapatkan Indonesia dari perjanjian tersebut, yakni pembebasan tarif bea masuk bagi produk-produk Indonesia yang ingin ekspor ke Kanada.
"Manfaat yang diperoleh Indonesia melalui Indonesia-Kanada CEPA yang pertama perdagangan barang mendapatkan liberalisasi hingga 90,5 persen dari total tarif yang masuk ke Kanada dengan nilai perdagangan sebesar USD1,4 miliar," lanjut Budi.
Beberapa produk prioritas Indonesia yang mendapat akses pasar dari Kanada adalah tekstil, kertas dan turunannya, kayu dan turunannya, makanan olahan, sarang burung walet, dan kelapa sawit. Tak hanya itu, manfaat lainnya adalah perdagangan jasa yang menjamin treatment bagi penyedia jasa Indonesia termasuk jasa bisnis, telekomunikasi, konstruksi, pariwisata, dan transportasi.
Dalam hal investasi, ICA-CEPA ini juga memberi manfaat pembukaan akses pasar di sektor manufaktur, pertanian, perikanan, kehutanan, pertambangan, dan penggalian, serta infrastruktur energi.
ICA-CEPA juga menjamin komitmen lainnya, yaitu hak kekayaan intelektual, praktik regulasi yang baik, e-commerce, persaingan usaha, usaha kecil menengah, pemberdayaan ekonomi perempuan, lingkungan, dan ketenagakerjaan.
Kebijakan Ekonomi Indo-Pasifik
Dalam kesempatan ini, Budi menegaskan, Indonesia memberikan dukungan kepada Kanada yang akan memegang presidensi G7 tahun depan.“Indonesia percaya Kanada akan memainkan peran besar sebagai jembatan antara negara maju dan negara-negara berkembang,” ungkapnya.
Misi dagang Kanada di Indonesia adalah sebagai bagian dari Indo-Pasifik Strategi Kanada. Dan sebagai ekonomi terbesar di ASEAN dan anggota G20, Indonesia memegang peran penting dalam membentuk kebijakan ekonomi di Indo-Pasifik.
“Indonesia menawarkan bahan baku bernilai tambah besar dan peluang investasi bagi industri Kanada. Kemudian, juga peluang kerja sama bidang agrikultur, teknologi bersih, akses jaringan telekomunikasi, dan infrastruktur,” ucap Budi.
“Saya mengajak kepada pelaku usaha dari luar negara untuk memanfaatkan momentum positif dan bekerja sama demi menghasilkan manfaat yang nyata bagi masyarakat,” pungkas Budi.
Baca juga: Duo Mendag Tandatangani Deklarasi Bersama Penyelesaian Negosiasi Indonesia-Canada CEPA
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News