Dengan rencana tersebut, dapat diartikan bahwa Pemerintah Indonesia meninggalkan rencana pembelian jet tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia.
Baca: Karena Ini RI Borong 42 Jet Tempur Rafale dari Prancis.
Menurutnya, salah satu pertimbangan yang membuat pemerintah memilih untuk membeli dua jet tempur ini karena anggaran.
Ditanya mengenai hal tersebut, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva mengatakan, memang tidak ada kemajuan setelah penandatanganan kontrak Sukhoi Su-35 pada 2018.
"Memang tidak ada progres lagi setelah penandatanganan kontrak," tutur Dubes Vorobieva dalam wawancara khusus bersama Medcom.id, Senin 14 Februari 2022.
"Tapi (kontrak) terus berjalan karena tidak ada informasi mengenai penolakan dari pemerintah Indonesia," lanjut Dubes Vorobieva.
Ia mengatakan, tidak ada hambatan apapun dari negaranya terkait dengan kontrak ini. "Kami siap kapanpun," ujarnya.
Pada 10 Februari lalu, pemerintah Indonesia meneken perjanjian pembelian 42 unit alat utama sistem persenjataan (alutsista) dari Prancis. Dalam pekan yang sama, Amerika Serikat setuju untuk menjual 36 pesawat tempur ke Indonesia.
Baca: AS Setujui Pembelian 36 Jet Tempur F-15 ke Indonesia.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menandatangani kesepakatan pembelian 42 jet tempur Dassault Rafale generasi 4,5 dari Prancis di Jakarta.
Pada tahap pertama, enam unit jet Rafale diboyong ke Indonesia.
Pemerintah dan Prancis juga membuat kesepakatan kerja sama pemeliharaan, perbaikan, dan overhaul pesawat tempur buatan Prancis di Indonesia melalui Dessault dan PT Dirgantara Indonesia.
Pemerintah juga menandatangani nota kesepahaman di bidang telekomunikasi serta pembuatan amunisi kaliber besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News