Jakarta: Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn yakin negosiasi Code of Conduct (CoC) Laut China Selatan antara negara ASEAN dengan Tiongkok terus berlangsung lancar. Meskipun ada ‘perseteruan’ antara Filipina dan Tiongkok di wilayah perairan tersebut.
“Saya yakin bahwa Filipina dan Tiongkok bekerja sama (berdamai). Jadi, harapannya mereka akan memberikan dampak positif pada proses negosiasi dan COC saat ini,” kata Kao dalam briefing hasil dari Pertemuan Tingkat Menlu ASEAN (AMM) di Jakarta, Selasa, 30 Juli 2024.
Melalui pertemuan-pertemuan tersebut, kata Kao, tampaknya baik ASEAN maupun Tiongkok memiliki gagasan yang jelas.
“Filipina serta Tiongkok akan segera mulai meredakan ketegangan yang telah ada selama beberapa waktu,” terangnya.
Kao menjelaskan, dalam pertemuan AMM pekan lalu di Vientiane, Laos, para negara anggota ASEAN sepakat untuk membahas beberapa masalah yang belum terselesaikan di bawah CoC.
“Sehingga mereka dapat memberikan diskusi strategis dan bagaimana mempercepat analisis, bagaimana bergerak cepat, lebih cepat dalam negosiasi CoC,” ujar Kao.
Ia ingin agar masyarakat ASEAN melihat perkembangan positif dari hasil perundingan CoC tersebut, demi terciptanya perdamaian di kawasan.
Sementara itu, Filipina mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan dengan Tiongkokuntuk meredakan ketegangan di Second Thomas Shoal, Laut China Selatan yang disengketakan, menurut pemerintah Filipina.
Melansir dari Al Jazeera, kesepakatan ini dicapai pada Minggu di Manila oleh para diplomat dari kedua negara dan menetapkan persyaratan sementara untuk menambah pasukan Filipina di Second Thomas Shoal. Second Thomas Shoal, yang dikenal sebagai Ayungin oleh Filipina dan Ren'ai Jiao oleh Tiongkok, telah menjadi lokasi bentrokan berulang antara pasukan kedua negara.
“Kedua belah pihak terus menyadari perlunya meredakan situasi di Laut China Selatan dan mengelola perbedaan melalui dialog dan konsultasi,” demikian pernyataan Departemen Luar Negeri Filipina.
Kepulauan tersebut terletak sekitar 200 km dari pulau Palawan di Filipina barat dan lebih dari 1.000 km dari pulau Hainan di Tiongkok selatan.
Lokasi ini telah menjadi fokus ketegangan, termasuk konfrontasi pada 17 Juni di mana pasukan Tiongkok menggunakan perahu motor untuk menabrak dan menaiki dua kapal angkatan laut Filipina, yang mana ini dilakukan untuk mencegah personil Filipina memindahkan makanan dan pasokan lainnya, termasuk senjata api ke pos kapal di perairan dangkal di kawasan tersebut, demikian menurut pemerintah Filipina.
Setelah menabrak berulang kali, Tiongkok menyita kapal-kapal angkatan laut Filipina dan merusaknya dengan parang dan tombak seadanya. Selain itu, Tiongkok menyita tujuh senapan M4 dan berbagai persediaan lainnya dari kapal Filipina.
Baca juga: Hindari Bentrokan, Filipina-Tiongkok Capai Kesepakatan Terkait Second Thomas Shoal
Cek Berita dan Artikel yang lain di