Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI Umar Hadi mengatakan, INALAC menjadi ruang bersama yang dibuat pemerintah dan swasta untuk saling bertemu dan menjalin jaringan.
"Tantangan utama Indonesia dan negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Karibia ini adalah jarak geografis dan ongkos. Itu tantangan yang tidak mudah dan menjadi awal dari pembentukan INALAC ini," kata Umar dalam jumpa pers INALAC 2023 di Jakarta, Senin, 18 September 2023.
Umar mengatakan, INALAC makin dikenal setiap tahunnya. Hal ini terlihat dari tingkat partisipasi pengusaha yang ikut semakin meningkat.
Menurutnya, peluang untuk meningkatkan kerja sama dengan negara di kawasan Amerika latin dan Karibia sangat besar. Terlebih tahun depan Brasil menjadi ketua G20 dan ada pertemuan APEC di Peru.
Peluang Besar
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Shinta Kamdani membenarkan besarnya peluang untuk Indonesia menjalin kerja sama dengan kawasan tersebut."Kalau kita lihat dari segi negara di sana, mereka upper middle income dengan GDP per kapita USD9.474 dan populasinya 660 juta orang," ucapnya.
Menurut Shinta, pasar INALAC jauh lebih besar dari pasar Uni Eropa. Sayangnya, jarak menjadi kendala. "Kesempatan banyak, sayang kita tidak bisa optimalkan," lanjut dia.
Ia menjelaskan, Indonesia dan negara Amerika Latin relatif komplementer, di mana industri RI lebih banyak manufaktur, sedangkan Amerika Latin jasa.
"Target angka kita memang masih jauh, tapi lewat INALAC kita bisa membawa kesempatan bagi pengusaha dan UMKM kita," pungkas Shinta.
Baca juga: Komunitas Indonesia dan Amerika Latin-Karibia Kuatkan Kerja Sama INALAC
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News