Direktorat Jenderal Cipta Karya Ir. Lutfi Faizal Mempresentasikan Potensi Gempa Bumi Di Indonesia Foto: ADEXCO
Direktorat Jenderal Cipta Karya Ir. Lutfi Faizal Mempresentasikan Potensi Gempa Bumi Di Indonesia Foto: ADEXCO

Penguatan Infrastruktur Tahan Gempa di Indonesia Jadi Prioritas Nasional

Medcom • 13 September 2024 02:07
Jakarta: Asia Disaster Management and Civil Protection Expo & Conference (ADEXCO) 2024 membahas mengenai “Building Resilience Infrastructure” di Indonesia dengan potensi gempa bumi yang semakin meningkat. Semua pihak terus mengambil langkah strategis untuk memperkuat infrastruktur agar lebih tahan terhadap bencana alam.
 
“Berada di wilayah dengan kondisi geografis, hidrologis, dan demografis yang kompleks menjadi resiko tinggi terhadap produktivitas bencana yang signifikan,” kata Direktorat Jenderal Cipta Karya, Ir. Lutfi Faizal. 
 
Seperti yang disoroti Lutfi, bahwa kebutuhan untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana dan konstruksi yang tangguh sangat penting untuk mengurangi dampak dahsyat gempa bumi terhadap kehidupan manusia dan infrastruktur.

“Hal ini menjadi catatan penting bagi pemerintah untuk fokus pada awalan dan kesiapsiagaan menghadapi gempa bumi, yang harus menjadi prioritas utama. Langkah-langkah ini penting dilakukan sebelum gempa terjadi,” ujarnya. 
 
“Kita juga dapat memantau dan mengendalikan situasi menggunakan peta gempa dengan menerapkan desain bangunan tahan gempa, tidak hanya untuk bangunan, tetapi juga infrastruktur penting lainnya seperti bendungan dan fasilitas publik lainnya,” lanjutnya.
 
Kondisi geografis dan geologis Indonesia, khususnya lempeng tektoniknya yang aktif, menempatkan negara ini pada resiko tinggi aktivitas seismik yang sering terjadi.
 
Jumlah guncangan seismik di Indonesia telah mengalami peningkatan yang signifikan dengan kejadian gempa meningkat empat kali dari 55 menjadi 295 insiden dalam beberapa tahun terakhir. 
 
Lonjakan aktivitas seismik ini mengharuskan revisi dan pemutakhiran kode dan standar gempa nasional.
 
Sejak 2016, Indonesia telah aktif menyusun kode infrastruktur tahan gempa, yang berlaku untuk berbagai struktur, termasuk bangunan, jembatan, dan bendungan. 
 
Kode 2017, yang secara resmi dikenal sebagai Peta Sumber dan Bahaya Gempa Bumi Indonesia, merupakan tonggak penting, dan versi yang diperbarui diharapkan akan terbit pada tahun 2024. 
 
Pembaruan ini akan mengintegrasikan data seismik baru, termasuk jalur patahan aktif seperti Palu Koro dan Lombok, serta patahan yang sebelumnya tidak terdefinisi.
 
Pembicara juga menunjukkan bahwa kode yang diperbarui akan mempertimbangkan sumber seismik yang baru diidentifikasi di wilayah seperti sisi utara Jakarta, di sepanjang patahan Baribis. 
 
Pembaruan ini sangat penting untuk meningkatkan desain dan standar keselamatan infrastruktur baru dan yang sudah ada.
 
Kolaborasi dengan organisasi internasional, termasuk Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) dan lembaga-lembaga di Italia dan Australia, telah berperan penting dalam memajukan penelitian gempa bumi dan upaya pembangunan infrastruktur Indonesia.
 
Di luar aspek teknis, pembicara menyerukan perubahan paradigma dalam cara mendekati proyek infrastruktur. Kegagalan bangunan selama gempa bumi sebelumnya sebagian besar disebabkan oleh kelalaian dan kurangnya kepatuhan terhadap persyaratan desain minimum. 
 
Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Cipta menekankan pentingnya sosialisasi, edukasi, dan keterlibatan masyarakat dalam mempromosikan literasi gempa bumi dan memastikan bahwa infrastruktur dibangun dengan mempertimbangkan ketahanan gempa.
 

(Nithania Septianingsih)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan