Demonstran berlindung di balik barikade buatan tangan saat menghadapi aparat keamanan di kota Yangon, Myanmar pada 14 Maret 2021. (STR / AFP)
Demonstran berlindung di balik barikade buatan tangan saat menghadapi aparat keamanan di kota Yangon, Myanmar pada 14 Maret 2021. (STR / AFP)

Lima Lagi Demonstran Myanmar Tewas di Tangan Polisi

Willy Haryono • 14 Maret 2021 23:24
Yangon: Setidaknya lima demonstran tewas dalam unjuk rasa menentang kudeta di Myanmar pada Minggu, 14 Maret 2021. Tambahan lima kematian ini terjadi saat pemimpin sekelompok legislator Myanmar menyerukan dilanjutkannya "revolusi" dalam upaya mengakhiri kudeta militer.
 
Dilansir dari laman TRT World, pasukan keamanan Myanmar melepaskan tembakan senjata api ke arah pengunjuk rasa di kota Yangon pada Minggu ini. Menurut keterangan media lokal dan sejumlah saksi mata, tiga orang tewas dalam penembakan tersebut.
 
Dua pedemo lainnya dilaporkan tewas dalam aksi protes di kota lain, satu hari usai Mahn Win Khaing Than menyampaikan pernyataan melalui laman Facebook. Ia menyerukan agar "revolusi" di Myanmar terus dilanjutkan hingga junta militer mengakhiri kekuasaannya.

"Ini adalah momen tergelap di negara kita, dan momen menuju fajar sudah semakin mendekat," ujar Mahn Win.
 
Mahn Win ditunjuk pekan lalu sebagai pelaksana tugas wakil presiden oleh jajaran legislator Myanmar, Komite Perwakilan Pyidaungsu Hluttaw (CRPH), yang terus mendorong pengakuan sebagai pemerintah sah di Myanmar.
 
"Demi membentuk demokrasi federal, yang begitu didambakan semua saudara-saudara kita, revolusi ini adalah kesempatan bagi kita untuk berjuang bersama," tutur Mahn Win.
 
Pidato Mahn Win disambut baik ribuan komentar warganet Myanmar di Facebook. "Teruskan, Pak Presiden! Anda adalah harapan kami. Kami bersama Anda," tulis salah seorang warganet, Ko Shan.
 
Junta militer Myanmar telah mendeklarasikan CRPH sebagai komite ilegal dan mengatakan bahwa siapapun yang terlibat akan didakwa dengan pasal pengkhianatan negara,
 
Sementara CRPH telah mendeklarasikan junta militer Myanmar sebagai sebuah "organisasi teroris."
 
Kudeta militer di Myanmar terjadi pada 1 Februari lalu, yang diawali dengan penahanan sejumlah tokoh penting, termasuk pemimpin de facto Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan