"Mengenai informal meeting yang di Thailand, sekali lagi, saya menegaskan bahwa itu adalah informal meeting dari sebuah negara ASEAN," ujar Retno dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat, 7 Juli 2023.
"Yang hadir saat itu hanya menteri luar negeri tuan rumah dan Menlu Laos. Dan track yang diambil dalam pelaksanaan itu bukan main track dari ASEAN," tegas Retno.
Ia mengatakan, Indonesia dan ASEAN hingga saat ini masih merujuk pada 5 poin konsensus (5PC) untuk menyelesaikan konflik di Myanmar. Retno menambahkan, berbagai pendekatan intensif dan inklusif sudah dilakukan dengan berbagai pemangku kepentingan di Myanmar.
Karena 5PC adalah kesepakatan dari ASEAN, disepakati oleh para pemimpin ASEAN. Ia menegaskan, 5PC harus menjadi rujukan utama ASEAN untuk melakukan pendekatan dan menyelesaikan isu Myanmar.
Retno juga memaparkan perkembangkan langkah-langkah yang telah dilakukan Indonesia sebagai ketua ASEAN dalam menangani isu Myanmar.
"Beberapa prinsip yang dijalankan Indonesia yaitu, menjadikan 5PC sebagai rujukan utama, menjadikan keputusan para pemimpin ASEAN sebagai dasar bertindak, menjaga nilai-nilai dan prinsip Piagam ASEAN serta siap untuk menjembatani perbedaan," ucap dia.
Retno mengatakan, ASEAN masih sangat prihatin dengan masih meningkatnya penggunaan kekerasan di Myanmar yang mengakibatkan korban sipil dan hancurnya fasilitas umum.
"Di semua engagements yang dilakukan Indonesia dengan semua pihak di Myanmar, dorongan untuk menghentikan tindakan kekerasan ini terus disampaikan dan menjadi prioritas. Tanpa penghentian kekerasan, tidak akan ada situasi kondusif. Tanpa situasi kondusif, maka tidak mungkin dapat dilakukan dialog yang inklusif,” ucap Retno.
"Tanpa dialog yang inklusif, maka tidak akan ada penyelesaian damai yang diterima semua pihak dan tidak akan ada perdamaian yang durable di Myanmar," pungkas Retno.
Baca juga: Soal Myanmar, Menlu Retno: Pendekatan Adalah Kunci Menuju Perdamaian
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News