Jakarta: Indonesia-Africa Forum (IAF) yang kedua akan segera digelar pada 1-3 September mendatang di Bali. Tema IAF tahun ini adalah ‘Bandung Spirit for Africa's Agenda 2063’.
Kegiatan yang memperkuat hubungan Indonesia dan negara-negara Afrika tersebut akan berfokus pada isu transformasi ekonomi, energi dan pertambangan, pangan, ketahanan kesehatan, dan kerja sama pembangunan.
Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu RI) Dindin Wahyudin mengatakan, forum ini diharapkan dapat mempererat kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara di Afrika.
Menurutnya, kerja sama antara pihak pemerintah maupun swasta antara Indonesia dengan negara-negara Afrika harus terjadi. Saat ini sejumlah produk dalam negeri dipakai di Afrika, termasuk alat pertanian dan pertambangan.
"Indonesia mempunyai kelebihan dalam hal ini, karena pengalaman kami, saya di Duta Besar di Dakar, meng-cover 8 negara Afrika Barat, itu mereka memerlukan teknologi pertanian dari Indonesia seperti mesin pemandan, padi, kemudian traktor. Nah, ini kita punya," ujar Dindin dalam jumpa pers virtual, Kamis, 1 Agustus 2024.
Selain itu, produk lain yang juga akan dipamerkan Indonesia dalam forum tersebut adalah produk terkait industry strategis seperti pesawat CN-235 buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
Begitu pula dengan teknologi bidang pertambangan juga akan turut menjadi produk unggulan Indonesia.
"Produk Indonesia termasuk proyek salah satu di negara Afrika, yaitu di perbatasan Senegal dan Mauritania, itu ada produk Indonesia yaitu offshore equipment, jadi alat-alat lepas pantai itu ternyata buatan Indonesia," tambah dia.
Tak hanya alat-alat saja, produk makanan olahan seperti biskuit, mie instan hingga minyak goreng sawit, juga menjadi salah satu kebutuhan utama masyarakat Afrika.
Menurut Dindin, ini kesempatan besar bagi produk Indonesia untuk masuk ke pasar Afrika. Dan pemerintah, kata dia, hadir untuk memfasilitasi pengusaha-pengusaha Indonesia untuk masuk ke Benua Hitam tersebut.
Dindin berharap kerja sama dengan Afrika yang dimotori oleh Konferensi Asia-Afrika itu terus berlanjut dalam rangka kerjasama selatan-selatan.
Meski belum bisa menandingi Tiongkok dan Jepang yang sudah berinvestasi lebih dulu di Afrika, namun peluang Indonesia masih sangat besar.
Karenanya, ia mengharapjan ada solidaritas selatan-selatan yang tetap terjaga dan kerja sama ekonomi kedua kawasan juga semakin kuat.
IAF ke-2 juga akan diselenggarakan bersamaan dengan High Level Forum Multistakeholder Partnership. Acara ini diharapkan akan dihadiri oleh 28 kepala negara atau pemerintahan, 800 peserta perwakilan pemerintah, organisasi internasional dan regional serta pengusaha dari Indonesia dan Afrika.
Forum tersebut, tutur Dindin, diharapkan dapat melahirkan hasil konkret berupa perjanjian antar pemerintah (G2G), kesepakatan bisnis G2B maupun B2B dan rancangan kerja sama pembangunan Indonesia dengan Afrika, termasuk dengan negara-negara ketiga atau triangular co-officer.
Rangkaian IAF bulan depan akan diawali dengan "Welcoming Dinner" oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), sekaligus sebagai pembukaan forum. Acara kemudian dilanjutkan dengan diskusi panel dengan pembicara dari pemerintah, kalangan swasta, dan organisasi internasional.
Baca juga: Menlu Retno Undang Gambia Hadir di Indonesia-Africa Forum ke-2
Cek Berita dan Artikel yang lain di