Protes mengecam kudeta militer di Myanmar marak terjadi di tengah pandemi covid-19. Foto: AFP
Protes mengecam kudeta militer di Myanmar marak terjadi di tengah pandemi covid-19. Foto: AFP

Tes Covid-19 di Myanmar Turun Drastis Akibat Kudeta

Fajar Nugraha • 09 Februari 2021 13:44
Yangon: Pengujian virus korona di Myanmar gagal total setelah kudeta militer memicu kampanye pembangkangan sipil. Unjuk rasa yang dipimpin oleh para dokter dan protes massal melanda negara itu, membuat angka pengujian resmi covid-19 turun drastis.
 
Baca: Abaikan Peringatan Militer, Ribuan Warga Myanmar Kembali Berdemo.
 
Jumlah tes harian yang dilaporkan pada Senin malam 8 Februari 2021 mencapai 1.987. Jumlah itu terendah sejak 29 Desember, dibandingkan dengan lebih dari 9.000 pada minggu sebelumnya dan rata-rata lebih dari 17.000 sehari dalam seminggu sebelum kudeta 1 Februari. Sejak kudeta, tes per hari rata-rata mencapai 9.350.

Jumlah kasus yang ditemukan pada Senin hanya empat - dibandingkan dengan rata-rata 420 kasus per hari pada minggu terakhir Januari.
 
Seorang juru bicara kementerian kesehatan menolak berkomentar. Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, kementerian meminta bantuan petugas kesehatan dengan kampanye vaksinasi yang dimulai akhir bulan lalu.
 
“Semua anggota staf saat ini sangat didesak untuk kembali ke tugas mereka dengan mempertimbangkan kesejahteraan pasien,” ujar pejabat tersebut, seperti dikutip AFP, Selasa 9 Februari 2021.
 
Myanmar telah menderita salah satu wabah virus korona terparah di Asia Tenggara dengan total 31.177 kematian dari lebih dari 141.000 kasus.
 
Petugas kesehatan telah menjadi yang terdepan dalam kampanye pembangkangan sipil melawan kudeta, menghentikan pekerjaan untuk menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi. Mereka menuntut militer menerima kemenangan besar partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang Suu Kyi pimpin dalam pemilihan November.
 
Pemerintah Aung San Suu Kyi telah menerapkan penguncian yang membantu mengurangi penyebaran virus dan jumlah kematian dari puncaknya pada Oktober. Tetapi juga memiliki dampak ekonomi yang keras di salah satu negara termiskin di kawasan itu.
 
Pemimpin Junta Myanmar, Min Aung Hlaing berjanji dalam pidato pertamanya di televisi pada Senin untuk menjadikan perang melawan covid-19 sebagai prioritas - termasuk vaksinasi untuk semua warga.
 
Tentara merebut kekuasaan dengan tuduhan penipuan dalam pemilihan tahun lalu, klaim yang telah ditolak oleh komisi pemilihan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan