"Mendesak OKI untuk mengirimkan pesan bersatu yang mengutuk keras pembakaran Al-Qur'an," tegas Retno dalam pernyataan di Twitter.
Sementara itu, dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa, 1 Agustus 2023, Juru Bicara Kemenlu RI Teuku Faizasyah menuturkan, dalam pernyataannya, Menlu Retno menegaskan bahwa Indonesia tidak bisa mentolerir pembiaran atas penistaan Al-Qur'an.
"Melalui pertemuan OKI itu, kita menegaskan kembali posisi Indonesia dan menegaskan bahwa kebebasan berpendapat tidak boleh mencederai mereka yang memiliki kedekatan dan penghormatan terhadap kitab suci yang sakral sifatnya," terang Faizasyah.
Ia menambahkan, melalui forum OKI tersebut, negara-negara Muslim menegaskan posisi mereka bersama agar ada langkah hukum di negara tempat aksi pembakaran Al-Qur'an terjadi.
"Kita mendesak agar negara-negara itu menciptakan kondisi yang tidak memungkinkan adanya tindakan penistaan terhadap kitab-kitab suci," tergas Faizasyah.
Tercatat ada lima aksi penistaan dan pembakaran Al-Qur'an sepanjang tahun ini di Eropa. Dan dua insiden terbaru terjadi pada 25 Juni saat Hari Raya Iduladha, dan berulang pada 22 Juli di Denmark.
Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom menegaskan pemerintahnya berusaha memastikan tidak akan ada lagi penodaan terhadap Al-Qur'an. Pemerintahnya akan mengubah undang-undang untuk mencegah penodaan terhadap Al-Qur'an di masa depan. Ia menggambarkan hal tersebut sebagai perbuatan "tercela."
Akibat aksi pembakaran dan penodaan Al-Qur'an tersebut, Kedutaan Swedia di beberapa negara Timur Tengah didatangi sejumlah pengunjuk rasa.
Baca juga: Buntut Pembakaran Al-Quran, Kemenlu Panggil Dubes Swedia dan Denmark
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News