PM Malaysia Muhyiddin Yassin dalam tekanan untuk membuka kembali parlemen. Foto: AFP
PM Malaysia Muhyiddin Yassin dalam tekanan untuk membuka kembali parlemen. Foto: AFP

PM Malaysia Tertekan untuk Membuka Kembali Parlemen

Fajar Nugraha • 24 Juni 2021 15:11
Kuala Lumpur: Beberapa badan legislatif negara bagian di Malaysia berencana untuk bersidang untuk pertama kalinya pada 2021. Rencana ini meningkatkan tekanan pada pemerintahan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin untuk mengadakan kembali Parlemen.
 
Baca: UMNO Beri Tenggat 2 Pekan untuk PM Malaysia Bentuk Parlemen.
 
“Pemerintah kehabisan alasan untuk menunda pembukaan kembali badan legislatif tertinggi negara itu,” ungkap para pengamat, seperti dikutip The Straits Times, Kamis 24 Juni 2021.

Parlemen Malaysia tidak duduk tahun ini, sebagian besar karena keadaan darurat yang diumumkan pada pertengahan Januari yang berakhir pada 1 Agustus. Raja, Sultan Abdullah Ahmad Shah, dan penguasa negara bagian lainnya secara kolektif mendesak, dalam sebuah pernyataan pekan lalu, bahwa badan legislatif dibuka kembali "segera", meskipun waktunya tidak ditentukan.
 
Tan Sri Muhyiddin, dalam pidatonya pekan lalu, mengatakan Parlemen mungkin akan duduk lagi hanya pada bulan September atau Oktober, ketika Malaysia dijadwalkan memasuki fase ketiga dari rencana keluar covid-19. Rencana itu akan membuka kembali sebagian besar perekonomian negara itu.
 
Dia kemudian mengumumkan pembentukan komite bipartisan yang akan melihat proses pembukaan kembali Parlemen.
 
Namun, sembilan dari 13 negara bagian Malaysia, termasuk beberapa yang dipimpin oleh koalisi Perikatan Nasional pimpinan Muhyiddin, telah membuat rencana pertemuan majelis negara bagian mereka. Pahang, Perlis dan negara bagian asal perdana menteri Johor telah menjadwalkan tanggal duduk pada pertengahan Agustus, sementara Melaka dijadwalkan duduk pada pertengahan Juli.
 
Negara bagian lain sedang dalam proses mendapatkan persetujuan dari raja dan gubernur negara bagian masing-masing untuk duduk di majelis.
 
Baca: PM Malaysia: Komite Dibentuk untuk Mengatur Pembukaan Parlemen.
 
Ada beberapa permasalahan sebelum pertemuan parlemen di saat pandemi ini, setidaknya menurut PM Muhyiddin. Salah satu masalah yang perlu diperiksa adalah apakah pertemuan itu akan melibatkan semua 220 Anggota Parlemen yang hadir di Majelis Rendah, atau apakah itu bisa menjadi ‘campuran’ dari kehadiran fisik dan virtual.
 
Masalah lainnya adalah apakah pengaturan tempat duduk perlu disesuaikan untuk mematuhi protokol kesehatan. Biasanya ada 222 anggota parlemen di Parlemen federal Malaysia, tetapi dua anggota parlemen telah meninggal dan pandemi virus korona telah menyebabkan penangguhan pemilihan sela.
 
Semua anggota parlemen telah sepenuhnya divaksinasi, yang menimbulkan kritik bahwa Muhyiddin menunda pembukaan kembali Parlemen karena dia tidak memiliki cukup anggota untuk mendukung pemerintahannya yang rapuh. Koalisi Perikatan Nasional (PN) yang dia pimpin, baru berjalan 15 bulan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan