"Saya kira dengan mengirimkan Menteri Luar Negeri ke Kazan, Presiden Prabowo telah menunjukkan kepada beberapa pemimpin terkemuka BRICS, terutama Putin dan Xi, bahwa mereka 'percaya' terhadap BRICS untuk menyeimbangkan perekonomian dunia karena BRICS memberikan alternatif bagi perekonomian dunia. Sistem keuangan yang didominasi Barat," kata Connie melalui keterangan tertulis yang diterima, Selasa, 29 Oktober 2024.
Menurut dia, BRICS dapat memberikan kemandirian ekonomi yang jauh lebih besar dari dolar AS. Alasannya, organisasi tersebut bisa menyatukan perekonomian, sumber daya, dan populasi yang besar dan beragam.
"Dan tidak diragukan lagi, BRICS menawarkan penyeimbang baru dalam perdagangan, keuangan, mata uang, dan kebijakan ekonomi global," kata Connie.
Profesor asal Indonesia yang kini dipercaya mengajar di Universitas tertua di Rusia itu menunggu apakah Prabowo akan menjadikan BRICS sebagai aliansi keamanan baru. Jika iya, maka BRICS berpotensi mengimbangi aliansi Barat seperti NATO.
"Tentunya dengan memberikan pengaruh lebih besar kepada Indonesia dalam masalah keamanan regional dan mengurangi terlalu banyak kekuatan militer Barat di kawasan Asia Tenggara,” kata dia.
Pada KTT BRICS ke-16, Indonesia diakui sebagai salah satu dari 13 negara mitra BRICS. Negara-negara Asia Tenggara lainnya yang diakui sebagai negara mitra adalah Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
Di Jakarta, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergey Tolchenov, menjelaskan keputusan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS dipandang sebagai langkah signifikan menuju kemandirian global dan kebijakan luar negeri yang aktif. Hal ini juga bertujuan untuk menghindari dominasi Barat.
Baca: RI Ingin Gabung BRICS, Dubes Rusia: Keputusan Besar yang Selesaikan Banyak Masalah |
Presiden Prabowo Subianto resmi mendaftarkan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS. Kelompok BRICS saat ini beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Pendaftaran itu dilakukan melalui penyampaian surat ketertarikan atau expression of interest oleh Menteri Luar Negeri Sugiono dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Plus di Kazan, Rusia, 24 Oktober 2-24.
Selain mendaftar BRICS, Indonesia diketahui menjadi mitra resmi blok tersebut. Tak hanya Indonesia, ada 12 negara lain seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, Aljazair, Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Nigeria, Turki, Uganda, dan Uzbekistan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News