Para guru Indonesia di Sabah mendapat pendidikan Pancasila. (KRI Tawau)
Para guru Indonesia di Sabah mendapat pendidikan Pancasila. (KRI Tawau)

420 Guru Indonesia di Sabah Terima Pembekalan Pendidikan Pancasila

Willy Haryono • 28 Juli 2024 12:16
Tawau: Sebanyak 420 orang guru Indonesia dari Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) dan Community Learning Center (CLC) di Negeri Sabah Malaysia mendapat pendidikan Pancasila yang disampaikan langsung Konsul RI Tawau, Aris Heru Utomo pada Sabtu, 27 Juli 2024.
 
Para guru ini mengajar di SIKK atau CLC di Kalabakan, Tawau, Kunak, Semporna, Lahad Datu, Kinabatangan, Sandakan, Kota Kinabalu, Keningau, Nawaban dan Beufort.
 
CLC adalah sebuah Tempat Kegiatan Belajar (TKB) yang didirikan sebagai tindak lanjut dari kesepakatan Pemerintah Malaysia dan Indonesia guna memberikan kesempatan bagi anak-anak Indonesia, yang orang tuanya bekerja di ladang kelapa sawit di Sabah dan Serawak, untuk mengenyam pendidikan. Mereka diajar oleh guru-guru yang didatangkan dari Indonesia dan dibantu guru-guru yang direkrut setempat

Pembekalan Pendidikan Pancasila dilakukan setelah pembukaan kegiatan “Percikan Sabindo 6 Tawau”, sebuah kegiatan Pekan Olah Raga tahunan guru Indonesia di Sabah, Malaysia yang diselenggarakan oleh guru dan untuk guru. Sebelumnya, selama 5 tahun pertama, kegiatan olah raga tahunan ini selalu diselenggarakan di SIKK. Tahun ini untuk pertama kalinya dilakukan di luar SIKK yaitu di gedung Sukan, Tawau, dari 27-28 Juli 2024.
 
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Medcom pada Minggu, 28 Juli 2024, Konsul Aris Heru Utomo mengapresiasi para guru Indonesia yang aktif menyelenggarakan kegiatan ini. Selain itu juga mengapresiasi pengabdian para guru dalam mendidik anak-anak Indonesia yang berada jauh di pedalaman ladang kelapa sawit, sehingga anak-anak tersebut masih memiliki harapan untuk memperbaiki tingkat kehidupannya di masa mendatang.
 
Selanjutnya Konsul RI menyampaikan bahwa tujuan diberikannya pembekalan pendidikan Pancasila adalah untuk mengenalkan kembali Indonesia dan Pancasila sebagai muatan wajib dalam kurikulum setiap jenjang pendidikan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Standar Nasional Pendidikan. 
 
Dalam kaitannya dengan mengenalkan Kembali Indonesia, Konsul Aris Heru Utomo menjelaskan mengenai perlunya anak-anak Indonesia yang lahir dan besar serta menetap di Sabah mengenal Kembali Indonesia melalui bendera, bahasa, lambang negara, dan lagu kebangsaan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. 

Pendidikan Pancasila

Selanjutnya, dengan ditetapkannya Pancasila sebagai muatan wajib maka para guru diharapkan dapat mulai mempelajari materi Pendidikan Pancasila dengan baik, sebelum nantinya memberikan pembelajaran Pendidikan Pancasila kepada anak-anak Indonesia yang belajar di SIKK dan CLC di wilayah Sabah. 
 
Seperti halnya di tanah air, Pendidikan Pancasila merupakan hal yang penting untuk dimengerti dan dipahami, terlebih oleh anak-anak Indonesia yang lahir dan besar serta menetap di Sabah. Jangan sampai mereka tidak lagi mengenal Indonesia dan melupakan asal usulnya termasuk Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa dan ideologi negara Indonesia. 
 
Disampaikan pula oleh Konsul RI bahwa sebagai tindak lanjut dari ditetapkannya Pancasila sebagai muatan wajib dalam kurikulum pendidikan, maka Pemerintah Indonesia melalui Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menyiapkan Buku Teks Utama (BTU) Pendidikan Pancasila bagi siswa kelas 1 s.d 12. Selain itu disiapkan pula Buku Panduan Pendidikan Pancasila bagi guru kelas 1 sampai dengan 12. Semua materi dapat diunduh dengan gratis di website yang sudah disiapkan Kemendikbudristek.
 
Ditambahkan oleh Konsul RI bahwa BTU Pendidikan Pancasila sendiri memuat pembelajaran terpadu yang terdiri dari 30 persen aspek pengetahuan (kognitif) dan 70 persen aspek praktek (afektif). Buku ini juga secara komprehensif membahas tentang 4 konsensus kebangsaan yaitu Pancasila, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika.
 
Harapannya, anak didik yang mempelajari Pendidikan Pancasila tidak hanya belajr hafalan tentang Pancasila tetapi juga praktek dalam kehidupan sehari di sekolah ataupun lingkungan sekitar.
 
Baca juga:  Konsulat RI Tawau Dorong Ekspor Produk UMKM Indonesia ke Sabah
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan