Pengungsi Rohingya yang masih bertahan di Bangladesh. Foto: AFP
Pengungsi Rohingya yang masih bertahan di Bangladesh. Foto: AFP

Situasi Keamanan di Rakhine Persulit Lakukan Repatriasi

Marcheilla Ariesta • 18 Juni 2020 16:22
Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan rencana repatriasi para pengungsi Negara Bagian Rakhine menjadi lebih sulit. Terlebih di tengah pandemi virus korona (covid-19).
 
Dia mengatakan mengetahui kondisi ini setelah melakukan pembicaraan dengan utusan khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Myanmar Christine Burgener. Dalam pembicaraan tersebut, keduanya membahas mengenai situasi terkini di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.
 
"Situasi keamanan di Rakhine tetap mengkhawatirkan. Oleh karena itu, rencana pemulangan menjadi lebih sulit," tutur Retno dalam jumpa pers virtual, Kamis 18 Juni 2020.

Retno menambahkan, situasi kemanusiaan di kamp pengungsi Cox's Bazar di Bangladesh juga membutuhkan lebih banyak perhatian. Pandemi, kata Retno, membuat kondisi di sana semakin parah.
 
Meski demikian, keadaan sulit itu tak menghentikan Indonesia menawarkan bantuan kepada para pengungsi. "Indonesia memandang bahwa hak rakyat untuk kembali ke rumah mereka, ke Negara Bagian Rakhine," imbuhnya.
 
Meski demikian, imbuhnya repatriasi harus dilakukan secara sukarela, aman dan bermartabat.
 
Burgener berterima kasih atas dukungan Indonesia yang tidak pernah putus. Selain berkomunikasi dengan Burgener, Menlu Retno juga membahas masalah pengungsi Rakhine dengan Sekretaris Jenderal ASEAN pada 12 Juni 2020.
 
"ASEAN tidak akan dapat memulai melakukan penilaian kebutuhan komprehensif jika situasi keamanan di Rakhine tetap menjadi tantangan," pungkas Retno.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan