Menlu Inggris Dominic Raab didesak mundur karena berlibur saat terjadi isu besar di Afghanistan. Foto: AFP
Menlu Inggris Dominic Raab didesak mundur karena berlibur saat terjadi isu besar di Afghanistan. Foto: AFP

Menlu Inggris Didesak Mundur karena Liburan Saat Taliban Rebut Kabul di Afghanistan

Marcheilla Ariesta • 20 Agustus 2021 17:05
London: Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab menghadapi seruan untuk mengundurkan diri. Seruan tersebut ditujukan karena Raab dianggap tidak bersemangat menanggapi runtuhnya pemerintah Afghanistan dan perebutan kekuasaan Taliban.
 
Raab sedang berlibur di Pulau Kreta, Yunani, saat Taliban merebut ibu kota Afghanistan, Kabul. Ia bahkan menolak panggilan telepon mendesak dari rekannya di Afghanistan, dan malah menyerahkan tanggung jawab tersebut kepada seorang direktur di kementeriannya.
 
Baca: Menlu: Indonesia Berhasil Evakuasi WNI dari Afghanistan.

"Bagaimana Boris Johnson (perdana menteri Inggris) dapat membiarkan menteri luar negeri melanjutkan perannya setelah gagal menilai bencana?"  ucap menteri luar negeri bayangan dari Partai Buruh, Lisa Nandy.
 
"Jika Dominic Raab tidak memiliki kesopanan untuk mengundurkan diri, perdana menteri harus menunjukkan sedikit kepemimpinan dan memecatnya," sambungnya, dilansir dari Anadolu Agency, Jumat, 20 Agustus 2021.
 
Ia mengatakan, saat situasi memburuk di Afghanistan, mereka mendapati menlu tengah berlibur ke luar negeri.
 
"Dia memang punya hak untuk berlibur, tapi sangat lambat untuk memahami apa yang terjadi dan kembali (dari liburan)," ungkapnya.
 
Ia menambahkan, Raab bahkan tidka mengangkat telepon dari menteri luar negeri Afghanistan saat Taliban bergerak maju ke Kabul.
 
Partai Buruh mengatakan posisi Raab sebagai menteri luar negeri “tidak dapat dipertahankan,” menyusul kegagalannya untuk bertanggung jawab di tengah krisis yang sedang berlangsung di negara yang dilanda perang itu.
 
Partai oposisi juga menyoroti kemarahan yang ditunjukkan terhadap pemerintahan Konservatif Perdana Menteri Boris Johnson oleh anggotanya sendiri. Mantan Perdana Menteri Theresa May mengecam Johnson atas kegagalannya mencegah runtuhnya pemerintah dan militer Afghanistan.
 
Parlemen berkumpul kembali pada Rabu kemarin untuk sesi darurat di Afghanistan.
 
House of Commons dipenuhi dengan anggota parlemen dari semua pihak dan mendengar pernyataan terkejut, sedih, dan tidak percaya dari banyak anggota parlemen - beberapa di antaranya adalah veteran perang 20 tahun - atas pengambilalihan Taliban.
 
Pemerintah membela tindakan Raab, yang juga menolak seruan pengunduran dirinya.
 
Menteri luar negeri berpendapat bahwa dia terus-menerus berhubungan dengan rekan-rekan dan karyawan mengenai situasi di Afghanistan dan "dari jarak jauh" menghadiri pertemuan-pertemuan pemerintah.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan