Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva saat memberikan keterangan pers di Jakarta, Rabu, 5 Juli 2023. (Medcom.id/Marcheilla Ariesta)
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva saat memberikan keterangan pers di Jakarta, Rabu, 5 Juli 2023. (Medcom.id/Marcheilla Ariesta)

Bantah Putin Melemah akibat Wagner, Dubes Rusia Bandingkan dengan Macron

Marcheilla Ariesta • 05 Juli 2023 14:48
Jakarta: Negara-negara Barat mengatakan, kekuatan Presiden Rusia Vladimir Putin mulai berkurang menyusul pemberontakan kelompok tentara bayaran Wagner. Penilaian ini dianggap bias oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva.
 
"Terlepas dari semua tuduhan Barat bahwa situasi ini memperlihatkan kelemahan pemerintah atau presiden kami, tentu saja ini tidak benar," katanya dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu, 5 Juli 2023.
 
Ia membandingkan 'kelemahan' kekuasaan yang dituduhkan Barat terhadap Putin dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Saat ini, Macron tengah menghadapi kerusuhan di dalam negerinya, usai penembakan seorang remaja oleh polisi.

"Jika Anda melihat yang terjadi di Prancis saat ini, kerusuhan terjadi seminggu. Tapi tidak ada yang mengatakan bahwa Macron lemah, padahal itu (kerusuhan) adalah tanda kelemahan," imbuhnya.
 
Pernyataan Putin mulai melemah dinarasikan oleh media Barat, yang memberitakan warga di Rostov-on-Don menyemangati pasukan Wagner saat mereka melakukan pemberontakan.
 
Selain itu, Putin seperti tidak mengambil langkah tegas kepada kelompok tentara bayaran itu dan pemimpinnya, Yevgheny Prigozhin. Barat melihat ini sebagai kelemahan dari Putin.
 
Pemberontakan kelompok Wagner tidak berlanjut usai dimediasi Belarusia. Lewat mediasi itu, Rusia setuju untuk tidak menghukum pemimpin Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin dan tentaranya dengan syarat mereka mundur ke Belarusia.
 
Namun, diyakini Putin menghadapi tantangan paling serius selama masa jabatannya selama 23 tahun karena perang Ukraina berkepanjangan, sehingga kendalinya atas Rusia menjadi semakin lemah.
 
Pemberontakan bersenjata dihentikan dalam 36 jam, tetapi itu merupakan pukulan telak bagi kepemimpinan Presiden Putin, yang telah disebut 'orang kuat' karena kontrolnya yang kuat sejak ia menjabat pada tahun 2002.
 
The Washington Post menganalisis Putin telah memerintah dengan mengadu domba kelompok-kelompok yang bersaing satu sama lain dan bertindak sebagai penengah utama di antara para elite yang bertikai.
 
Menurut mereka, pemberontakan bersenjata terbaru mengungkap kelemahan mendalam di dalam pemerintahan Putin, yang tampaknya menimbulkan ancaman bagi posisi Putin sendiri.
 
Baca juga: Putin Apresiasi Pasukan Rusia yang Berhasil Hentikan 'Perang Saudara'
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan