Dalam sebuah surat, militer Myanmar atau Tatmadaw meminta India memulangkan para polisi "demi mempertahankan hubungan persahabatan" antar kedua negara.
Baca: Cari Perlindungan, 3 Polisi Myanmar Kabur ke India
Aksi protes masif menentang melanda Myanmar sejak terjadinya kudeta militer bulan lalu, yang diawali penahanan sejumlah tokoh penting termasuk pemimpin de facto Aung San Suu Kyi.
Pasukan keamanan Myanmar menggunakan pendekatan represif dalam meredam aksi protes, dan hingga saat ini setidaknya 55 pedemo dilaporkan tewas akibat aksi kekerasan.
Sabtu kemarin, ribuan demonstran melanjutkan aksi mereka dalam menentang kudeta. Di kota terbesar Myanmar, Yangon, polisi menggunakan gas air mata, peluru karet, dan granat kejut untuk membubarkan massa.
Sejauh ini tidak ada laporan korban tewas maupun luka dalam aksi protes pada Sabtu kemarin.
Wakil Komisaris Maria CT Zuali, pejabat senior India di distrik Champhai, Mizoram, mengaku telah menerima surat dari otoritas Myanmar yang berisi permohonan memulangkan sejumlah polisi.
Surat itu menyebutkan bahwa Myanmar memiliki informasi bahwa sekitar delapan polisi telah kabur ke India.
"Demi mempertahankan hubungan persahabatan antar dua negara bertetangga, Anda diminta untuk menahan kedelapan polisi Myanmar yang telah tiba di wilayah India dan menyerahkan mereka ke Myanmar," ungkap isu dalam surat tersebut.
Zuali belum membalas surat tersebut, dan masih menanti instruksi lebih lanjut dari Kementerian Dalam Negeri India.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News