Dokter Malaysia mempersiapkan suntikan vaksin covid-19. Foto: AFP
Dokter Malaysia mempersiapkan suntikan vaksin covid-19. Foto: AFP

Dokter di Malaysia Ditangkap Usai Jual Sertifikat Vaksinasi Palsu

Juven Martua Sitompul • 13 Januari 2022 05:57
Kuala Lumpur: Seorang dokter di Terengganu, Malaysia membuat heboh jagad pemberitaan setelah kedapatan menjual sertifikat vaksinasi covid-19 palsu. Parahnya, sertifikat itu dijual ke warga yang diketahui antivaksinasi atau antivaxxers.
 
Baru-baru ini terdeteksi bahwa antivaxxers membayar 2.500 Ringgit Malaysia atau sekitar Rp8,5 juta untuk mengubah status vaksinasi MySejahtera mereka tanpa benar-benar mendapatkan suntikan vaksin covid-19 mereka.
 
Berdasarkan laporan laman Facebook Polis Terengganu, Badan Reserse Kriminal Komersial (JSJK) Terengganu telah menggerebek klinik swasta di Marang dan menangkap praktisi medis berusia 51 tahun itu. Dia dicurigai memberikan sertifikat vaksin palsu kepada pelanggan.

Transaksi ini diyakini dilakukan secara online, karena beberapa pelanggan berasal dari luar Terengganu. Pelanggan dipahami sebagai mereka yang menolak untuk mengambil vaksin, tetapi memerlukan sertifikat untuk pergerakan dan perjalanan.
 
Kapolres Terengganu, DCP Dato’ Rohaimi Bin Md Isa, sejak itu memperingatkan siapa pun yang mengeluarkan sertifikat vaksin palsu kepada pelanggan untuk mencari untung, untuk menghentikan tindakan tidak etis ini karena PDRM akan terus memburu mereka.
 
“Penyelidikan awal mengungkapkan bahwa total 1.900 orang ditemukan berurusan dengan klinik ini (untuk tujuan vaksinasi) dan dari jumlah itu, kami masih menyelidiki berapa banyak yang tidak mendapatkan suntikan tetapi mendapat sertifikat vaksinasi palsu,” kata Rohaimi Md Isa, seperti dikutip Channel News Asia, Kamis 13 Januari 2022.
 
"Dipahami bahwa mereka yang ingin mendapatkan sertifikat vaksinasi palsu ini harus membayar antara RM400 dan RM600 (atau sekitar Rp1,3-1,7 juta) dibandingkan dengan harga sebenarnya RM300 (atau sekitar Rp1 juta) untuk tiap suntikan," katanya kepada wartawan.
 
Pihak berwenang yakin ada juga orang dari luar Terengganu yang mengunjungi dokter untuk mendapatkan sertifikat vaksinasi palsu.
 
"Sebagian besar pelanggan berurusan dengan dokter secara online, jadi kami akan mencoba mendapatkan informasi dari email di laptop yang juga disita dari klinik," imbuh Rohaimi.
 
Masyarakat umum juga diimbau untuk menyalurkan informasi tentang kegiatan ini kepada pemerintah setempat.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan