Ketua Dewan Pakar Tim Pemenangan Prabowo-Gibran,  Burhanuddin Abdullah (tengah) usai menerima rekomendasi agenda iklim di INZS 2024 di Jakarta, Sabtu, 24 Agustus 2024. (Medcom.id / Marcheilla Ariesta)
Ketua Dewan Pakar Tim Pemenangan Prabowo-Gibran, Burhanuddin Abdullah (tengah) usai menerima rekomendasi agenda iklim di INZS 2024 di Jakarta, Sabtu, 24 Agustus 2024. (Medcom.id / Marcheilla Ariesta)

Lima Rekomendasi INZS untuk Agenda Iklim Pemerintahan Prabowo-Gibran

Marcheilla Ariesta • 24 Agustus 2024 22:51

Jakarta: Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bersama dengan 72 organisasi masyarakat sipil, lembaga riset dan komunitas kaum muda menyerahkan rekomendasi kepada tim presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, terkait masalah penanganan iklim. Penyerahan rekomendasi disampaikan dalam Indonesia Net Zero Summit (INZS) 2024.

Rekomendasi itu merupakan pandangan serta apresiasi untuk mendukung realisasi agenda iklim dan transisi energi nasional.

Ketua Dewan Pakar Tim Pemenangan Prabowo-Gibran,  Burhanuddin Abdullah menerima rekomendasi ini.

“Saya tadi menyimak ada lima hal yang disampaikan, yang pokok-pokoknya. Yang pertama adalah bahwa pertumbuhan ekonomi 8 persen memang menjadi target dari pemerintahan Prabowo Subianto,” kata Burhanuddin di Jakarta, Sabtu, 24 Agustus 2024.

Burhanuddin mengatakan, target itu bukan hal baru. Menurutnya, Indonesia selama perjalanan sejarahnya pernah lima kali menggapai target delapan persen itu.

Ia menyampaikan, timnya sedang menghitung kembali dan menelah agar subsidi itu bisa diberikan secara direct dan terfokus serta terarah pada yang seharusnya menerima subsidi.

“Semua kita lakukan dalam kerangka bagaimana kita akan melakukan transisi energi di masa depan sehingga pertumbuhan delapan persen itu bukan hanya tumbuh 8 persen tetapi juga rakyat semakin sejahtera dengan lingkungan yang semakin baik,”imbuh dia.

Di poin yang lain disebutkan mengenai food estate. Menurut Burhanuddin, mereka sangat mempertimbangkannya dengan seksama.

“Karena memang itu menjadi target bahwa Indonesia harus berswasembada pangan, kita ambil cara intensifikasi dan cara ekstensifikasi,” lanjut dia.

Ia juga setuju dengan usulan dibuatnya Dewan Iklim. “Kami sekarang ini masih terus berkonsultasi dengan pemerintah yang sekarang untuk membentuk sebuah Satgas Pengendalian Perubahan Iklim, mudah-mudahan dari situ nanti pada akhirnya akan ada satu organisasi yang menangani masalah iklim dengan baik,” kata dia.

“Karena pemerintahan Prabowo Subianto di dalam program-programnya sangat memperhatikan iklim dan bahkan dalam pikiran saya program itu cukup progresif,” sambung Burhanuddin.

Target Iklim Indonesia

Ada lima poin rekomendasi yang dibacakan oleh tim penyusun. Pertama terkait dengan target ekonomi delapan persen per tahun diharapkan dapat sesuai dengan target iklim Indonesia.

Kedua, ambisi Indonesia dalam second nationally determined contribution (SNDC) yang harus diserahkan ke United Mationa Convention on Climate Change pada Februari 2025, harus lebih ambisius dibanding tahun sebelumnya.

Ketiga, meningkatkan alokasi APBN, khususnya untuk pengembangan energi terbarukan. Keempat, peninggauan kembali untuk perlaksanaan program food estate secara menyeluruh agar tidak mengganggu kebutuhan lahan untuk kawasan hitam lindung atau juga tidak mengalih fungsikan lahan mangrove atau labut yang direstorasi.

Dan poin terakhir, pembentukan Dewan Iklim yang terintegrasi yang ada langsung di bawah arahan Presiden.

Pendiri FPCI Dino Patti Djalal mengatakan,  rekomendasi ini disusun dalam diskusi dan perdebatan yang dilakukan selama tiga kali. “Ini adaah konsensus yang kami ajukan kepada pemerintah (baru),” ucapnya.

Burhanuddin mengatakan, perubahan iklim adalah masalah bersama yang harus diselesaikan bersama juga. “Generasi muda, tua, pemerintah, korporasi, masyarakat madani, kita harus bersatu untuk menyelesaikan masalah-masalah depan ini. Terima kasih sekali lagi atas rekomendasinya,” tutup dia.

Konferensi perubahan iklim terbesar di Asia, Indonesia Net Zero Summit (INZS) digelar hari ini, Sabtu, 24 Agustus 2024. Mengambil tema ‘S.O.S Neraka Bocor: Climate Avengers Assemble!’ konferensi ini mengajak anak muda Indonesia melawan musuh bersama, yaitu “Ik-Lim Ja’Hat”.

“Iklim jahat ini menjadi musuh yang sangat dahsyat, sehingga sudah disebut sebagai ancaman eksistensial, pemusnahan ke-6,” kata Dino Patti Djalal saat membuka INZS.

Dino menjelaskan, disebut pemusnahan ke-6 karena sebelumnya sudah ada lima pemusnahan terhadap spesies-spesies dunia dalam waktu puluhan juta tahun. Ia mengutip pernyataan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang mengatakan umat manusia berada dalam kondisi darurat iklim.
 
Baca juga:  Indonesia Net Zero Summit 2024: Iklim Jahat Musuh Kita Bersama


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan