"Namun kenyataannya, proporsinya cenderung lebih tinggi, mungkin mendekati 90 persen atau lebih. Omicron jelas mendominasi varian Delta di Singapura," kata ketua gugus tugas multi-kementerian Gan Kim Yong, dikutip dari Channel News Asia, Jumat, 21 Januari 2022.
"Mengingat varian Omicron lebih menular, kemungkinan kita akan segera melihat gelombang yang signifikan," ungkapnya.
Kementerian Kesehatan (MOH) memperkirakan jumlah kasus akan meningkat tajam.
Baca juga: Singapura Wajibkan Vaksinasi Covid-19 Mulai Februari 2022
“Kasus bisa berlipat ganda setiap dua hingga tiga hari dan bisa mencapai 10.000 hingga 15.000, atau bahkan lebih, kasus per hari,” kata kementerian itu dalam rilis media.
Sebagian besar kasus Omicron adalah 'ringan', terutama di antara orang-orang yang divaksinasi lengkap dan bahkan lebih banyak lagi bagi mereka yang menerima suntikan booster covid-19.
“Persentase mereka yang membutuhkan suplementasi oksigen, perawatan intensif atau meninggal jauh lebih rendah daripada saat gelombang Delta. Ini sejalan dengan pengalaman negara-negara lain seperti Afrika Selatan dan Inggris," tambahnya.
Mengingat tingkat keparahan Omicron yang lebih rendah, Singapura harus memusatkan perhatiannya pada jumlah pasien di unit perawatan intensif daripada jumlah kasus.
“Namun demikian, transmisibilitas Omicron yang lebih tinggi berarti bahwa kita tidak dapat lengah," seru MOH.
"Karena peningkatan jumlah kasus secara keseluruhan yang tidak terkendali masih dapat mendorong penerimaan rumah sakit dan ICU ke tingkat yang tidak dapat dikelola,” tambahnya.
Tercatat 1.472 kasus baru covid-19 yang dilaporkan pada Jumat dini hari di Singapura. Dari angka tersebut, 1.001 dikonfirmasi varian Omicron.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News