"Ini bukan penyakit serius, dia menderita mabuk kendaraan. Ia tidak tahan dengan rasa mualnya dan mengatakan kepada kami ingin beristirahat," kata pengacaranya, Min Min Soe, dilansir dari Channel News Asia.
Ia menambahkan, mabuk perjalanan yang dialami Suu Kyi dikarenakan sudah lama tidak bepergian dengan kendaraan.
Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian kini kembali harus menghabiskan hidupnya sebagai tahanan rumah. Kesehatannya juga diawasi secara ketat.
Satu-satunya komunikasi Suu Kyi dengan dunia luar adalah melalui tim hukumnya. Ia mengatakan, aksesnya dibatasi dan dipantau pihak berwenang.
Suu Kyi diadili di ibu kota Naypyitaw atas tuduhan impor ilegal dan kepemilikan radio walkie-talkie serta melanggar protokol covid-19. Perempuan 76 tahun itu juga dituduh menerima suap besar dan didakwa dengan pelanggaran UU Rahasia Resmi dalam kasus terpisah.
Jika terbukti bersalah, Suu Kyi dapat dihukum penjara hingga 14 tahun. Namun, pengacaranya menolak semua tuduhan yang dialamatkan kepada Suu Kyi.
Khin Maung Zaw, yang mengepalai tim hukumnya, mengatakan Suu Kyi tidak dapat mengambil sikap akibat sakitnya ini. Hakim juga menyetujui ketidakhadirannya.
"Dia sepertinya sakit, bersin-bersin dan bilang dia mengantuk. Karena itu pengacara hanya berbicara sebentar dengannya," katanya dalam pesan teks.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News