Penangkapan terjadi kurang dari dua bulan setelah sepasang perempuan pelaku bom bunuh diri meledakkan diri mereka di pulau Jolo. Insiden itu menewaskan 15 orang dan melukai 74 orang lainnya.
Otoritas Filipina mengidentifikasi perempuan tersebut sebagai Rezky Fantasya Rullie.
"Ia merupakan janda militan asal Indonesia yang tewas di Sulu pada Agustus lalu," kata Satuan Tugas Gabungan untuk wilayah konflik tersebut, dilansir dari Malay Mail, Sabtu, 10 Oktober 2020.
Ia, kata mereka, juga diyakini sebagai putri dari dua pelaku bom bunuh diri yang menewaskan 21 orang dalam serangan di katedral Katolik di Jolo, awal tahun lalu.
"Rullie menempati urutan pertama dalam daftar kami sejak menerima laporan intelijen bahwa dia akan melakukan bom bunuh diri," tutur Brigadir Jenderal William Gonzales.
Sebuah rompi yang dilengkapi dengan bom pipa disita bersama dengan komponen alat peledak rakitan lainnya dari rumah di pulau Jolo. Militer meyakini rumah itu milik seorang pemimpin kelompok Abu Sayyaf.
"Rullie ditahan bersama dengan dua perempuan yang menikah dengan anggota Abu Sayyaf," imbuh Gonzales.
Abu Sayyaf merupakan kelompok jaringan teror yang sering melakukan serangan di Filipina dan kerap menculik turis asing serta misionaris Kristen. Kelompok ini terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News