Jakarta: Hubungan Indonesia-Rusia terjalin kuat sejak puluhan tahun lalu hingga saat ini. Untuk lebih memperkuatnya, pengamat pertahanan Connie Rahakundini Bakrie menyebutkan adanya tujuh prioritas kerja sama pertahanan.
“Pertama, memprioritaskan kerja sama kedirgantaraan sebagai pilar strategis hubungan Rusia-Indonesia. Kedua, transfer teknologi pertahanan untuk membangun kemitraan jangka panjang bagi Indonesia, dan inilah tujuan Indonesia untuk belajar dari Rusia terkait kemandirian,” ucap Connie, dalam seminar internasional Indonesia-Rusia, Selasa, 24 September 2024.
Ketiga, katanya, mengatasi tantangan terkait sanksi Barat dengan menawarkan solusi keuangan yang fleksibel.
“Keempat, mendukung kebijakan luar negeri alami Indonesia sambil mendapatkan pengaruh strategis. Kelima, memperluas kerja sama di luar militer tradisional,” lanjut Connie.
Ia juga berharap dapat mendorong Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden baru Indonesia Prabowo Subianto untuk memperluas kerja sama pertahanan di luar perangkat keras militer tradisional dengan berfokus pada keamanan siber, AI, teknologi antariksa, kesadaran domain maritim.
Dan yang terakhir, gunakan kerja sama maritim dan antariksa sebagai pintu gerbang menuju kolaborasi ekonomi.
“Saya kira dengan memperluas ke area baru untuk membangun kepentingan geografis dan strategis Indonesia yang unik sebagai negara kepulauan, Rusia dengan Indonesia dapat menjalin kemitraan yang tidak hanya melayani kepentingan pertahanan bersama tetapi juga memberikan kontribusi bagi perdamaian, keamanan, dan kemakmuran di kawasan tersebut,” terang Connie.
“Dengan ini, saya yakin Rusia-Indonesia dapat menjadi salah satu teknologi dan sains masa depan,” sambung dia.
Dengan demikian, kata Connie, baik Rusia maupun Indonesia, diharapkan dapat memengaruhi Indo-Pasifik, memastikan masa depan yang lebih aman dan stabil bagi kawasan.
Baca juga: Rusia Ingin Segera Perkuat Kerja Sama dengan Pemerintahan Prabowo
Cek Berita dan Artikel yang lain di