Ho Chi Minh City: Tak kenal maka tak sayang. Pepatah tersebut rupanya sangat mengena dalam hubungan bilateral Indonesia dan Vietnam.
Untuk itu, dalam rangka semakin merekatkan hubungan Indonesia dan Vietnam serta memperkenalkan nilai-nilai perjuangan R.A Kartini kepada generasi muda Vietnam, KJRI Ho Chi Minh City menyelenggarakan Lomba Pidato Bahasa Indonesia dengan tema "Peran Wanita Dalam Perjuangan dan Pembangunan Negara" pada Senin, 25 April.
Berdasarkan keterangan di situs Kementerian Luar Negeri, Selasa, 26 April 2022, lomba diikuti oleh sembilan mahasiswi Vietnam Jurusan Studi Indonesia dari University of Social Sciences and Humanities.
Konsul Jenderal RI di Ho Chi Minh City, Agustaviano Sofjan, membuka lomba dan menyampaikan sejarah R.A. Kartini yang diperingati setiap 21 April. Ia menjelaskan bahwa bagi masyarakat Indonesia, Kartini merupakan simbol perjuangan wanita untuk mendapatkan hak-hak yang sama dengan kaum pria. Perjuangan Kartini juga bisa menjadi inspirasi bagi wanita di mana pun untuk penguatan emansipasi wanita.
Melalui kegiatan ini, peserta Vietnam dapat melatih kemampuan Bahasa Indonesia yang akan berguna untuk karier ke depan. Ini dikarenakan Bahasa Indonesia dapat dimengerti oleh masyarakat Melayu di berbagai negara ASEAN.
Berlaku sebagai dewan juri adalah Arif Gunawan, Direktur Villa Song Saigon, restoran yang menyediakan masakan Indonesia; Triastuti Sofjan, Ketua Dharma Wanita Persatuan KJRI HCMC; serta Indri Yanuarti, PF. Ekonomi KJRI HCMC.
Semua peserta menunjukan kemampuan Bahasa Indonesia yang sangat baik dengan penampilan memukau. Satu per satu peserta menyampaikan pemikirannya secara menarik sehingga tidak terasa telah tiba pada peserta terakhir.
Pidato yang disampaikan masing-masng peserta tentang tokoh wanita inspiratif sangat menarik dan beragam. Ada yang membandingkan Kartini dengan pejuang wanita asal Vietnam saat melawan penjajah. Ada juga yang mengangkat tokoh pahlawan Indonesia lainnya seperti Cut Nya Dien asal Aceh, maupun Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri yang merupakan presiden perempuan pertama di Indonesia.
Berdasarkan penilaian akhir, dewan juri memilih mahasiswi bernama Nguyen Thi Hai Yen sebagai juara pertama, dan Tran Thi Kieu Kinh serta Tran Dinh Minh Phuong sebagai juara kedua dan ketiga.
Bagi Ketua Jurusan Studi Indonesia, lomba pidato ini sangat diapresiasi karena bermanfaat bagi para mahasiswa untuk melatih Bahasa Indonesia dan kepercayaan diri mereka.
Baca: Indonesia Spice Up the World Bergema di Ho Chi Minh City
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id