"Saya masih berharap agar pemerintah Indonesia menunjuk utusannya untuk mengikuti acara ini, untuk sekadar berdiskusi dan observasi," kata Vasyl dalam pembaruan pers virtual di Jakarta, Jumat, 18 Januari 2024.
"Kami berharap Indonesia dapat hadir sebagai negara yang berkekuatan global yang memiliki pengaruh dan bebas, serta mandiri, untuk hadir dalam KTT ini," sambungnya.
KTT Perdamaian ini digagas oleh Ukraina sebagai cara untuk mengakhiri invasi Rusia di negara itu. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengagasnya dalam Forum Ekonomi Dunia.
Sejauh ini, baru dua negara anggota ASEAN yang mengonfirmasi kehadirannya dalam pertemuan tersebut, yakni Thailand dan Filipina.
Ukraina menggandeng Swiss untuk menggelar KTT ini. Menurut Vasyl, Swiss merupakan negara netral dan non-blok.
Meski demikian, Rusia menolak usulan tersebut. Mereka menyebutnya rencana KTT itu hanya sebatas diskusi antarnegara yang tak menghasilkan apa-apa.
Sementara itu, Presiden Swiss menegaskan, mereka akan selalu berpihak pada hukum humaniter internasional. Dengan dasar kemanusiaan dan perdamaian, Swiss bersedia menjadi lokasi penyelenggaraan pertemuan tersebut.
Baca juga: Rusia Lakukan Pemilu di Kherson, Ada WNI Diduga Jadi Observer
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id