Kantor berita Khit Thit Media dan Delta News Agency melaporkan bahwa 20 warga sipil tewas dan sejumlah lainnya terluka dalam bentrokan dengan junta Myanmar di Ayeyarwady.
Disebutkan bahwa warga desa berusaha melawan balik saat prajurit Myanmar menyerang beberapa penduduk dalam operasi pencarian senjata api.
Kelompok pemantau Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mengestimasi sekitar 845 orang tewas di tangan pasukan keamanan Myanmar sejak militer melakukan kudeta pada 1 Februari.
Bentrokan terbaru di tengah gelombang menentang kudeta ini terjadi di desa Hlayswe, sekitar 150 kilometer dari Yangon. Disebutkan bahwa sekelompok tentara datang ke desa itu untuk mencari senjata api.
"Warga di desa kami hanya mempunyai panah. Ada begitu banyak korban di kubu masyarakat," kata seorang penduduk yang menolak disebutkan namanya, dilansir dari laman The Guardian pada Minggu, 6 Juni 2021.
Baca: Bentrokan Kelompok Etnis dan Militer Kembali Pecah di Myanmar Utara
Saluran televisi nasional Myanmar, MRTV, melaporkan bahwa tiga "teroris" telah dibunuh dan dua lainnya ditangkap di Hlayswe. Pasukan keamanan Myanmar mengklaim mendatangi Hlayswe untuk mencari seorang individu yang diyakini tengah merencanakan aksi yang dapat membahayakan negara.
MRTV melaporkan bahwa pasukan keamanan diserang warga dengan senapan angin dan panah. Usai bentrokan, jasad tiga penyerang telah ditemukan, lapor MRTV.
Juru bicara junta Myanmar belum menjawab permintaan konfirmasi sejumlah kantor berita mengenai bentrokan di Hlayswe.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News