Topan Vamco merupakan badai kuat ketiga yang melanda negara itu dalam beberapa pekan terakhir. Hujan deras akibat topan menggenangi daerah dataran rendah Manila dan sekitarnya.
Para warga terjebang di atap dan balkon rumah mereka. Saat air banjir surut, penduduk mulai kembali ke rumah, memperlihatkan skala kerusakan yang dibuat Vamco.
Di Kota Marikina, barang-barang rumah tangga tertutup lumpur dan bertumpuk di jalanan.
"Semua rumah di sini terendam lumpur dan air," kata Mike Rusio, salah seorang penduduk, dilansir dari Channel News Asia, Jumat, 13 November 2020.
Dari data publikasi polisi, 42 orang dilaporkan meninggal dan 43 terluka. Sementara itu, 20 orang lainnya dinyatakan masih hilang.
Topan secara berturut-turut terjadi delapan kali dalam dua bulan terakhir. Bencana alam ini menambah tantangan pemerintah dalam memerangi infeksi virus korona (covid-19) dan resesi ekonomi.
Di antara korban jiwa, lima orang tewas dan enam lainnya hilang akibat tanah longsr di Kota Banaue. Sementara tiga orang tewas tertimpa gedung runtuh di Provinsi Cavite.
Pihak berwenang berjanji untuk mendistribusikan makanan dan kebutuhan pokok lainnya kepada para korban. Banyak diantara korban masih dalam masa pemulihan dari topan Molave dan Goni yang juga menewaskan puluhan orang di negara itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News