"Selandia Baru termasuk salah satu negara yang telah melakukan kerja sama dengan Indonesia selama pandemi. Kerja sama ini berupa komitmen senilai 6,12 dolar Selandia Baru (sekitar Rp59,4 miliar)," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam jumpa pers virtual, Rabu, 29 Juli 2020.
Kerja sama Indonesia-Selandia Baru beragam, salah satunya peningkatan kualitas layanan tes covid-19 dengan Eijkman Institue sebesar Rp6,3 miliar. Ada juga kerja sama senilai Rp48,6 miliar yang disalurkan melalui UNICEF untuk peningkatan layanan komunikasi risiko terhadap komunitas, penyediaan dan distribusi alat pelindung diri (APD), peralatan kebersihan dan pencegahan infeksi, serta peningkatan kesiapan layanan penting lainnya.
Kemudian ada kerja sama senilai Rp4,5 miliar untuk berbagai keperluan lainnya. Dari pertemuan RI-Selandia Baru, dihasilkan dua dokumen.
"Pernyataan gabungan antara Menlu RI dan Menlu Selandia Baru merefleksikan isu-isu yang kita bahas dalam pertemuan dan hasil dokumen. Sedangkan yang kedua adalah penandatanganan plan of action for Indonesia-New Zealand Comprehensive Partnership untuk 2020-2024," ujarnya.
Menlu Retno menambahkan, untuk rencana kerja lima tahun ke depan, Selandia Baru termasuk negara pertama yang memasukkan agenda covid-19. Menurutnya, hal tersebut terjadi karena kedua negara paham jika dampak covid-19 berpotensi dirasakan untuk jangka waktu lama.
Selain itu, Indonesia dan Selandia Baru juga membahas berbagai pelaksanaan diplomasi dan politik luar negeri selama pandemi. Menlu Retno menegaskan fokus kebijakan Indonesia dalam isu pandemi ini adalah perlindungan, pengadaan peralatan kesehatan, obat dan vaksin, serta kerja sama ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News