Tun Min Latt, 53, ditangkap di ibukota Thailand Bangkok dalam serangan Fajar pekan lalu bersama dengan tiga warga negara Thailand atas tuduhan konspirasi untuk perdagangan narkotika dan pencucian uang. Hal ini disampaikan wakil juru bicara polisi Thailand Kissana Phathanacharoen.
"Polisi sedang dalam proses meminta pengadilan untuk penahanan pra-persidangan," kata Kissana, dilansir dari Channel News Asia, Rabu, 21 September 2022.
Tiga sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan, Tun Min Latt memiliki kepentingan bisnis di hotel, energi dan pertambangan. Dia dilaporkan rekan dekat pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing dan telah membeli pasokan untuk militer.
Baca juga: Bom Meledak di Pinggir Jalan Thailand, Seorang Polisi Tewas
Pihak berwenang Inggris menyetujui salah satu bisnis Tun Min Latt pada Agustus dalam apa yang mereka sebut sebagai "upaya untuk membatasi akses militer ke senjata dan pendapatan".
Media pemerintah Myanmar telah menerbitkan gambar Tun Min Latt dengan pemimpin junta, termasuk di pameran senjata di Bangkok pada 2019.
Sebuah dokumen PBB pada 2019 mengatakan, Tun Min Latt adalah putra seorang pensiunan letnan kolonel Myanmar. Sebuah perusahaan yang dia miliki telah memberikan sumbangan sekitar USD71.500 kepada militer Myanmar pada 2017.
Dalam sebuah pernyataan, Kissana kemudian mengatakan unit anti-narkoba polisi telah meminta pengadilan untuk memperpanjang penahanan tersangka untuk mengumpulkan lebih banyak bukti dan menyelidiki jaringan. Dia mengatakan polisi juga menyita aset senilai lebih dari 200 juta baht dari empat tersangka.
Militer Myanmar merebut kekuasaan dari pemerintah yang dipilih secara demokratis yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi pada Februari 2021, dan sejak itu berusaha mengkonsolidasikan kekuasaan melalui tindakan keras mematikan terhadap oposisi.
Sebuah sumber yang mengetahui kasus Tun Min Latt mengatakan, penangkapannya adalah bagian dari tindakan keras Thailand yang lebih luas terhadap pencucian uang dari narkotika di kota perbatasan Tachileik di Shan Myanmar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News