Diskusi mengenai membentuk K-Wave dan apa yang bisa dilakukan Indonesia. Foto: Medcom.id/Marcheilla
Diskusi mengenai membentuk K-Wave dan apa yang bisa dilakukan Indonesia. Foto: Medcom.id/Marcheilla

K-Wave Makin Mendunia, Apakah Indonesia Bisa Ikuti Jejaknya?

Marcheilla Ariesta • 22 Desember 2022 13:39
Jakarta: Fenomena Korean Wave (K-Wave) atau yang disebut juga sebagai Hallyu, sudah sejak awal 2000-an menggema di Indonesia dan beberapa negara Asia lainnya. Lewat fenomena ini, Korea Selatan (Korsel) menggebrak industri kreatif untuk pasar Asia.
 
Rupanya, untuk membentuk fenomena tersebut, dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. Di Indonesia, K-Wave ini diawali dengan industri hiburan, seperti musik, drama dan variety shows yang kemudian menyajikan budaya-budaya Korea.
 
Kemudian berkembang menjadi 'budaya' kehidupan sehari-hari seperti make up, perawatan tubuh, makanan hingga bahasa. Bisakah Indonesia mengikuti jejak Korsel membentuk fenomena tersendiri?

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Ratih Indraswari, Anggota Inti Dewan Profesor ASEAN di Korea masih sangsi akan hal tersebut. Dalam diskusi bersama media di program Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea bersama Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundarion (KF), ia menyampaikan pendapatnya.
 
"Secara realistis, tidak mungkin sekarang ini. Saya jujur saja, karena Pemerintah Korea telah melakukan pendekatan ini sejak lama, dan perusahaan industri memiliki pengetahuan untuk membuat orang tertarik melihatnya," ucap Ratih.
 
"Akan memakan waktu beberapa tahun ke depan bagi Indonesia untuk dapat melakukan hal yang sama, jika mereka bisa dengan level Korea Selatan," sambung dia.
 
Namun, Ratih dengan tegas mengatakan, bukan berarti Indonesia putus harapan. Menurutnya, setiap langkah kecil itu sangat menarik.
 
Ia menceritakan bagaimana orang Korea Selatan masih bingung dengan negara Indonesia, namun mereka tahu mengenai Bali. Hal ini dikarenakan adanya drama Korea yang lokasi syutingnya berada di Bali.
 
Perlunya kerja sama erat antar pemerintah kedua negara dan sektor privat diharapkan dapat membuat nama Indonesia semakin dikenal di publik Korea Selatan, tak hanya Bali saja.
 
Tak hanya itu, Ratih mengatakan, Indonesia memiliki kopi berkualitas dengan rasa yang enak dan uni, seperti halnya kopi luwak.
 
"Menurut saya, kita tidak perlu membidik yang lebih tinggi, tapi Indonesia perlu melakukan langkah kecil yang konsisten untuk mulai memperkenalkan Indonesia, ke arah Korea Selatan," ucapnya.
 
Ratih menjelaskan, alih-alih mempromosikan Indonesia saja, sebaiknya Asia Tenggara juga turut diperkenalkan ke publik. Pasalnya, banyak pendapat sangat beragam terkait dengan kawasan ini.
 
"Hasil dari jajak pendapat ASEAN Center di Korea baru-baru ini memperlihatkan pemikiran anak muda Korea tentang Asia Tenggara, dan hasilnya menunjukkan pemahaman yang sangat rendah terkait dengan kawasan kita," ungkapnya.
 
Meski demikian, dikutip dari South China Morning Post (SCMP), jumlah orang Korea Selatan yang tinggal di Indonesia terus meningkat antara 2013 hingga 2016. Yang lebih menarik, banyak dari mereka ternyata memiliki minat yang tinggi untuk mempelajari bahasa Indonesia.
 
Direktur Australia Indonesia Business Council Kathleen Turner memperkirakan tingginya minat orang Korsel untuk belajar bahasa Indonesia salah satunya dipicu oleh ekspansi bisnis perusahaan-perusahaan Korea di Indonesia.
 
Menurut Kathleen, banyak dari perusahaan-perusahaan tersebut menganggap literasi bahasa sebagai faktor penting untuk kesuksesan bisnis dan menjalin hubungan kerja yang profesional.
 
Saat ini, banyak juga Youtuber asal Korea Selatan yang tinggal di Indonesia, sebut saja Sunny Dahye, Jang Hansol dan yang lainnya membantu memperkenalkan Indonesia, khususnya budaya dan makanan, lewat video mereka. Ada pula Dita Karang, yang kini menjadi anggota girlgroup Secret Number, salah satu grup idola di Korea Selatan.
 
(FJR)




LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif